For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Wednesday, December 28, 2011

Sisa

Di penghujung tahun ini,

Aku hanya ingin mendengar yang baik tentangmu.
Aku hanya ingin bersama denganmu. Pernah kau tawarkan untuk menghabiskan waktu bersamaku di sisa-sisa tahun ini. Bolehkah aku memintanya kembali?
Tidak mudah bagiku untuk bersama dengan yang lain, ketika otak dan pikiranku tersita untukmu. Di sela-sela kesibukan yang menyita waktu, keberadaanmu menjadi suatu tanda tanya yang sempat terlintas di benakku.

Sedang apa dan dimana...



#gyaaaa, failed ah! gajadi puitis! :p
Read More

Monday, December 26, 2011

Mari berlari

Hari ini, tanggal 26 Desember 2011, di kedai kopi ini. (Ah, opener yang galau)

Pagi ini aku membuka mata, dan rasa sepi itu langsung terasa, Aku harus bertahan. Melewatkan kebersamaan keluarga, aku sendiri. Mereka lagi apa ya disana? itu yang selalu di benakku, Dan, mungkin itu yang selalu di benak mereka ketika aku jauh dari mereka. Aku orang yang mudah merindu.. Setiap aku pergi ke tempat yang jauh, bahkan menyeberangi lautan, terbang ke negeri lain, atau bahkan pernah hidup di benua lain untuk waktu yang tidak singkat, itu rasanya seperti ada yang mengikat di hati ini. Terasa sesak. Ternyata teknologi tidak bisa sepenuhnya diandalkan. Hm, baiklah.

Pagi ini pula, aku kecewa. Ya, kekecewaanku belakangan ini bersumber pada masalah yang sama, yang lambat laun malas aku bicarakan. Kembali pada dua tahun yang lalu, rasanya sama. Ketika kau membiarkan aku menangis dikamarmu. Ketika kamu membelaku, dan berkata bahwa kamu tidak akan membiarkanku terus-terusan menahan rasa sakit itu, Ketika kamu secara tidak sengaja membuatku melupakan rasa sakitku. Hahaha, ironi. 

Pagi ini pula, sebuah morning call membuatku jauh lebih tenang. Suara dari seberang sana selalu membuatku tersenyum. Kamu baik, pikirku. Kamu menepati janjimu untuk menemuiku. Bahkan sempat kamu menghampiriku dan memberiku kejutan. Jauh-jauh kamu datang ke Depok, tanpa tahu jalan. Kamu tersasar, itu lucu, Bayangkan, tiga setengah jam waktu yang dibutuhkan hanya untuk perjalanan Taman Mini- Depok. "Ada orang Bali nekat ke Depok, sok ngasih surprise tapi kesasar", kataku malam itu. Kamu hanya tertawa. Katamu rindu padaku, aku juga, Tapi, aku tidak mau terlihat bodoh dihadapanmu. Terlebih, temanmu selalu memperingatkanku untuk tidak terlalu dekat denganmu. Kenapa sih? Kamu player, katanya. Ketika kuceritakan itu padamu, kamu hanya tersenyum dan diam.
Vel, Ari itu baik. Mungkin dia gamau kamu dekat sama aku karena ada hal lain. Tapi, kamu harus tahu, aku bukan player. Aku cuma mau cari yang terbaik. Bukan salahku kan kalau banyak yang suka sama aku?
Katamu begitu. Penjelasan yang diplomatis Ya, salahnya adalah kenapa terlalu banyak orang yang suka sama kamu. Kenapa kamu terlalu memesona mereka, padahal menurutku kamu biasa saja. Oke, aku bohong. Kamu memang punya kelebihan mudah membuat wanita terpikat, dan kamu sadar itu. Tapi aku nggak mudah tertipu. :p
Sehingga, ketika kita membuat janji untuk bersama, hanya satu hal yang aku pertanyakan. Mampukah aku bertahan? Mampukah kamu bertahan?
LDR, katamu. Bukan suatu hal yang mudah. Terlebih kamu belum pernah mengalaminya. Aku pernah mencobanya, namun gagal. Oh ya, pernah kusampaikan padamu kalau aku adalah pencemburu. Tapi, kamu, entah kenapa seperti berusaha menunjukkan padaku bahwa kamu tidak akan berulah aneh. Ah, mana kutahu. Bali itu bebas, bung. Ya kan? Bulan depan kamu akan kembali lagi buatku, katamu malam itu. Awas kalau bohong! Hahaha. Sesungguhnya aku hanya anggap itu lelucon sih. Kehadiranmu cuma akan kujadikan kejutan buatku nanti. Tapi, lepas dari itu, hidupku harus tetap berjalan toh?
Terima kasih, bli. Kebersamaan beberapa hari ini. Hadiahmu. Semuanya manis. Setidaknya sedikit mengobatiku lah. :)







Lepas dari itu. Gue tahu gue gak bisa berharap banyak untuk ketiga aspek diatas. Better ngerjain tugas dulu lah, udah mau UAS. Abis itu, ngeberesin MBiC. Juga kerjaan kantor yang kunjung kelar. DIpikir-pikir lagi, sesunguhnya dan seharusnya gue gak boleh punya waktu untuk galau-galau macam abege labil gitu lah. Many things to do, right? You have to be focused on them. :)


Read More

Sunday, December 25, 2011

Kamu, ku kecewa!

Pernah kutanyakan ini padanya. Meski awalnya dengan keraguan hati dan kegugupan penuh aku berbicara, pertanyaan itu terucap juga. Dua kali kutanyakan itu pada orang yang berbeda. Jawaban mereka sama, tidak ada apa-apa. Ku kecewa. Sedih, katakanlah begitu. Tidak salah kalau seringkali kusebut kalian sama serupa. Ketika aku kecewa pada yang pertama, kuharap kau, yang kedua, yang sebenarnya sejak lama, bisa memberikanku suasana yang berbeda. And, yes you made it, for almost half and a year. Hingga kecewa itu hilang. Kini kecewaku benar-benar hilang, tapi kau memberikanku kejutan besar. Bagaimana aku menanggapi ini? Kau lebih dari padanya mengecewakanku. Aku sedih, tentunya.
Kata-kata palsu yang kau ucapkan. Kata maaf yang keluar dari mulutmu, aku tahu tidak berarti apa-apa. Kau tidak benar-benar memikirkan apa yang kurasa. Kamu tahu? Kamu membuatku kembali pada kondisi dua tahun lalu. Dengan situasi yang berbeda, rasa sakit ini sama. Kalau dulu kamu penawarku, tapi sekarang kamu sumber rasa sakitku. Semua yang ada diotakku saat ini hanyalah, kesalahanku bersamamu. Itu pilihanmu, memang. Aku percaya selalu ada pelangi sehabis hujan. Walaupun samar, aku yakin guratan warna-warna indah itu muncul. Mungkin butuh waktu.

Kamu, apakah peduli tentangku saat ini? Aku, apakah yang harus aku lakukan? Aku takut ini. Aku sudah memprediksikan ini. Aku menyerah, aku jatuh. Jatuh ke hati yang salah, hanya membuatmu merasa kecewa. Kini, aku harus segera menata sebelum semua berantakan kemana-mana.





Sukses! Gue galau! -____-
Read More

Saturday, December 24, 2011

this is challenging

Gue tahu semuanya itu perlu dikomunikasikan. Dia pasti punya justifikasi atas tindakannya, segeralah klarifikasi. Meskpin buat gue intuisi sudah cukup berbicara semuanya, tapi itu gak adil.
Duh, kenapa sih lidah ini terasa kelu kalo udah ngomong gitu. Sikap dingin yang belum dingin-dingin banget dibanding freezer kulkas ini, mau gak mau harus gue cairiin.
Gue janji gue harus bersikap profesional. Gue coba untuk pisahin personal dan tanggung jawab. Meskipun dulu sempet dia bilang kalau semuanya berkesinambungan. Hm, okelah!


This is challenging, kalo kata Addie MS semalam. I'll take the risk. I'll take the pain.
Setelah proyek besar ini berakhir, berakhirlah kita. Gitu nggak?
Read More

Thursday, December 22, 2011

Kamu bohong, aku sudah tak peduli.

Begini,

Sudah berapa kali, bahkan hingga tak tahu ini sudah kali keberapa. Saya kesal. Dengan seseorang. Beberapa waktu yang lalu, gue ngabarin dia dan mengajak dia untuk bersama-sama nonton sebuah acara. Awalnya gue sms sore-sore yang isinya nanyain gimana jadi gak kita entar malem. Oke, gak ada balasan. Malemnya gue ketemu dia. Hingga akhirnya, meskipun udah agak males, karena feeling gue menolak untuk ngajakin dia lagi setelah pesan yang gue layangkan gak dibalas. Tapi akhirnya mulut gue ngomong juga, gimana yuk jalan malam ini. Dia bilang apa coba?

"Yah, ujan nih. Udah malam pula. Udahlah balik ke kosan aja. Nontonnya nanti aja, gausah sekarang. Pulang sekarang yuk."

Tumben kaan. Buru-buru ngajak pulang, biasanya juga ngeboyong gue kemana dulu untuk sekedar ngobrol atau nyari makan atau apalah. Nah, feeling gue tepat kan! Akhirnya, pasrah lah gue dianter ke kosan. Eh, bener banget, dia langsung nganterin gue ke kosan tanpa kemana-mana dulu. Yaudah, tapi di perjalanan menuju kosan, otak gue mikir untuk jalan sendiri. Nekat! Tapi mikir lagi, akhirnya gue memutuskan untuk ganti baju dulu baru cabut.

Selang sejaman, ada yang ngabarin gue aja gitu. Eh, si X lagi disini, kok lo gak bareng dia? Dia baru dateng sama si Y.
MATI LU!

Coba gue nekat, dan berangkat ke tempat itu waktu itu juga. Terus ketemu elo deh disana. Hahahaha!


Persetan deh sekarang gue sama elo. Kesel gue. Huh hah huh hah! Ketek abis gak sih lo tadi, basi lu! Makan tuh ujan. Graawwrr! Gak emosi kok ini, cuma kecewa aja. Hih! Mau bohong? Jangan sama gue deh, sori sori jek gak mempan cuy! My intuition leads! Gak usah lu pake acara bohong-bohongan sama gue. Apa susahnya sih jujur?  kayanya jutaan kali gue bilang deh, gue jauh lebih menghargai sebuah kejujuran daripada apapun. Gila lu! Lu kenapa sih? Lu kenapa? Ha? Kenapa lu?
Lu beda coy sekarang. Gue gak kenal elu. Males banget, palsu banget lu sekarang. Gue pikir kita bisa jalan jujur. Pret lah! Sama aja lu kaya temen gue yang dulu, yang sempet jadi trending topic di setiap pembicaraan kita. Udah lama emang gue ngerasain kalo elo sama aja kaya dia. Ah, basi lah!
Padahal yah padahal.. errr~ gajadilah gue ngomong. Gue gak kenal lu lagi, tjoy!
Beda lu! Palsu!


Buktiin ke gue kalo emang lu gak kaya gitu!


Oke. Selesai lah sudah curahan ini. Marah-marah mulu deh. Sering banget lu ngomong gitu ke gue. Hahahaha. Sori jek, gue udah terlalu apatis sekarang. Skeptis pula. Pergi aja lu jauh-jauh, gausah pake nanya kenapa gue sekarang ketus banget. Ngaca aja sana. Bilang kalo gapunya kaca, biar gue pinjemin!





Ada yang salah kayanya sama hubungan kita!
Read More

Monday, December 19, 2011

A week before Xmas!

A week before Christmas. It shud be great. But, for me, it's not great at all. Untuk pertama kalinya dalam hidup nanti gue akan merayakan Natal tidak bersama keluarga gue, bahkan keluarga besar gue. Semua (baca: es e em u a) pada pulang ke kampung halaman. T.T
Gue sendirian disini, sampe tahun baru nanti. Aaaaa~ kemana gue berlayar? Malam yang paling miris adalah merayakan malam Natal sendirian. Galau segalau-galaunya ini mah. Enak sih, bisa tenang, tapi, saya butuh berbagi bersama keluarga. Terlebih di tahun ini, gue gak aktif di organisasi gerejawi. Beberapa kali gue skipped latihan Natal, latihan koor, hingga akhirnya gue memutuskan untuk gak ikutan koor. Lengkap kap kap! Hup! Begini deh a week before Christmas gue.

Oke. A week before Christmas, gue berharap di Natal nanti ada yang bisa nemenin gue seharian ngerayain Natal ini. Mungkin si ganteng karyawan bank itu mau, mungkin si manajer duit itu mau jugak. Soalnya kemarin pada minta diajakin ngerayain Natal bareng. Alhamdulillah yah. Hahaha. Gue ajakin ke rumah, foto-foto sama pohon Natal yang tingginya ngelebihin gue. Abis itu terserah deh, yang penting ramai suasana hati gembira. :D

Setelah ini, baru deh kita ngomongin a week before new year gue.


Yah, so far, menulis ini cukup menghibur gue. T.T
Read More

Saturday, December 17, 2011

maaf

Gue berantakan! Otak gue juga, semuanya! Maaf ya semuanya..
Read More

Monday, December 05, 2011

I ♥ U

Convince me that you really want me to be yours!
Read More

Friday, December 02, 2011

Asaku Masih Untukmu

Selamat pagi, dunia!
Selamat menikmati istirahatmu! 
Selamat juga untuk aku yang disini masih terjaga di heningnya malam. Masih kuingat candamu malam tadi, yang kerap kutemui ketika kubersamamu. Kamulah penawar rasa sepiku.
Ku tahu rasa ini tidak pasti. Sejauh ku membacamu, hanya sedikit kutemukan jawaban disana. Tapi ini jelas, asaku masih untukmu. Aku tahu, mungkin memang kamu sudah melabuhkan hatimu kepada dia yang entah siapa aku tak tahu. Tapi, siapapun itu, pantaslah aku bahagia. karena aku tahu, kamu sungguh-sungguh. Kalau benar adanya, biarlah kurelakan harapan ini memuai seiring berjalannya waktu. Toh, aku sudah hafal dengan yang namanya sakit hati.
Atas rasa ini, aku takut untuk memintanya kembali. Tapi aku pun tak punya daya lebih untuk menghentikannya. Maaf kalau aku mengkhianati kita. Maaf kalau aku tidak jujur padamu. Aku kangen rasa rindu ini. Mungkin hanya Tuhan yang tahu seberapa jujur aku atas perasaan ini, karena aku sendiri pun tak pasti. Aku terlalu takut. Takut untuk melangkah. Ah, aku memilih diam. Bahkan seperti aku menutup mata, berharap semua tidak ada apa-apa, dan kau masih disisiku. Nyatanya, aku paham betul. Aku ternyata terlalu takut untuk sakit lagi. Karena cuma kamu penawarku. Lalu, apa jadinya jikalau kamu penawarku, adalah justru penyebab rasa sakitku?

Mungkin ini persepsiku semata. Biarlah intuisi ini memerankan lakonnya dengan baik. Kita tunggu saja waktunya, semua akan terbaca.
Read More
Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena