tag:blogger.com,1999:blog-42821369780706050472024-03-14T11:13:41.190+07:00Je Suis Moi ♥♥For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.comBlogger211125tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-60920217948027080142016-04-14T17:17:00.000+07:002016-04-14T17:17:09.180+07:00Turning 25<b>Happy birthday!</b>Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-85760285310396662342015-08-11T12:57:00.001+07:002015-08-11T13:06:27.271+07:00Ruang Untuk Perbaikan<div style="text-align: justify;">
<a href="https://secure.static.tumblr.com/c7bd0a89652e6f32be5d1856aa38b98b/f35oexy/HmGnr847c/tumblr_static_tumblr_static_9ptdmh61d4co04ccs88gsckw4_640.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="360" id="irc_mi" src="https://secure.static.tumblr.com/c7bd0a89652e6f32be5d1856aa38b98b/f35oexy/HmGnr847c/tumblr_static_tumblr_static_9ptdmh61d4co04ccs88gsckw4_640.jpg" style="margin-top: 63px;" width="640" /></a><br />
<br />
Memperbaiki itu gak gampang. Gak segampang mendapatkan. Itu makanya ada kalimat yang berbunyi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
to maintain is hard; to achieve is easy</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan saat ini saya pun merasakannya. Berusaha keras mengukuhkan diri bahwa saya harus sunguh-sunguh sepenuh hati. Beranggapan bahwa bisa saja ini kali terakhir saya punya kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki diri. Banyak hal yang harus diperbaiki juga ditingkatkan. Banyak hal yang harus digapai lagi karena sudah lepas dari genggaman. Kali ini, tidak boleh lagi ada kata gagal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya memang seringkali memberikan toleransi, meskipun itu kecil, kepada kebutuhan-kebutuhan saya. Kebutuhan materi, dan kebutuhan psikis lainnya yang mungkin hampir semua orang juga merasakannya. Dan seringkali pada akhirnya saya tidak mendapatkan itu secara penuh. Akhirnya ini berdampak pada pencapaian saya. Disitulah, saya gagal. Meskipun bagi sebagian orang, apa yang saya raih sekarang adalah sudah yang terbaik. Ya, kembali lagi, parameter masing-masing berbeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasanya saya selalu berpikiran <i>oh-yaudah-besok-jangan-gitu-lagi</i>, tapi lama-lama saya jadi suka kehilangan kendali<i></i>. Ini adalah kegagalan ganda. Memberikan ruang untuk kesalahan itu adalah hal yang sangat fatal, bagi saya. Sebisa mungkin saya hindari, tetapi kadang keadaaan menuntut lain. Saya harap tidak untuk kali ini. Saya yakin saya bisa. Selalu ada ruang untuk perbaikan, bukan begitu? :)</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-85355215146643926402015-07-23T01:52:00.001+07:002015-07-23T01:52:14.972+07:00Perihal bersyukurKAda yang udah capek berdesak-desakan di kereta, tapi tetap telat. Ada.<br />
<div>
Ada yang udah bangun pagi-pagi, tapi tetap ketinggalan kereta. Ada.</div>
<div>
Ada yang udah menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli sesuatu, lalu uangnya hilang sebelum dipergunakan. Ada.</div>
<div>
Ada yang setiap hari diet, namun jarum timbangan tak kunjung bergerak turun. Ada.</div>
<div>
Ada yang mengendarai mobil ke kantor, sementara yang lainnya hanya punya motor, atau bahkan naik angkutan umum. Ada.</div>
<div>
Ada yang dengan sangat mudah akrab dengan lingkungan baru, namun ada yang butuh lebih dari dua bulanuntuk beradaptasi. Ada.</div>
<div>
Ada yang selalu pulang on-time, ada yang selalu lembur sampai jam 9 setiap harinya. Ada.</div>
<div>
Ada yang jadi atlet, tapi belum pernah menjuarai lomba apapun.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berapa banyak dari antara kita yang mengeluhkan kondisi-kondisi tersebut? Berapa banyak yang diam? Dan berapa banyak yang memilih untuk bersyukur? </div>
<div>
Berapa banyak?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berapa banyak yang ber-'grrr' ria? Berapa banyak yang cuma bisa 'fyuuuh-fyuuh'?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya juga gitu. Saya terkadang lupa. Sebagian lagi ingat, tapi khilaf.<br />
<br />
<i>Well, we are human, but it does not mean we have right to do wrong. </i><br />
<br />
Ah, ini bicara sungguh sangat gampang.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Ps. : Saya berusaha sebaik mungkin mengubah semua energi negatif yang sedang saya rasakan ini menjadi tulisan yang enak dibaca. Ah sudahlah, lebih baik jangan baca tulisan ini.</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-59240573535129320682015-07-23T01:44:00.000+07:002015-07-23T01:44:38.598+07:00Unseen Battle<i>"There is no any battle, but everyone seems trying to seize the medal."</i><br />
<br />
Saya yakin tidak ada satupun orang yang mau kalah, meskipun itu mengalah. Saya sangat yakin semua orang pasti memiliki visi yang sama, menjadi yang terdepan. Sekali lagi, meskipun itu mengalah. Tidak ada orang yang ingin diremehkan. Dan diatas semua itu, tidak ada orang yang ingin menerima bahwa keberadaannya tidak diakui, kecuali dia mata-mata. Menjadi <i>unseen object </i>mematahkan segalanya. Bahwa tidak akan pernah ada status pemenang atau pecundang pada dirinya, tidak ada remehan, ledekan, atau bahkan pujian.<br />
<br />
Ada satu hal yang mungkin harus diingat baik-baik : Hidup ini sifatnya kompetitif. Selalu ada pertarungan yang tidak terlihat. Selalu ada kesempatan untuk menang. Begitupun kekalahan, banyak peluangnya. Jangan pernah ada kata mengalah, karena kamu bisa jadi bukan pemenang sesungguhnya. Usaha. Raih medali itu.<br />
<br />
<br />
Shortcut selalu menjadi opsi yang menyenangkan. Tapi jangan lakukan kalau belum siap resikonya.<br />
<br />
<br />
Mari berjuang!<br />
<br />
<br />Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-79964518193719547302015-06-06T03:27:00.000+07:002015-06-06T03:27:40.874+07:00Rutinitas mengubah rutinitas<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hampir semua orang di belahan dunia ini pasti memiliki aktivitas yang dilakukan berulang dalam jangka waktu teratur. Misalnya, bangun di jam 5 subuh, atau ngopi sambil baca koran sebelum beraktivitas, tidur sebelum jam 11 malam, atau hal lainnya yang memang kita lakukan di hampir setiap harinya. Hal tersebut, atau mungkin hal-hal kecil lain yang kita lakukan secara berulang bahka secara <i>autopilot</i> hampir bekerja dibawah alam sadar kita, telah mendesain (atau didesain?) sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah rutinitas dalam keseharian kita. Masih segar dalam ingatan saya bagaimana dulu ayah saya mendidik saya untuk bisa bersikap disiplin, salah satunya dengan mengajak saya menyusun seluruh agenda saya dan menerapkannya seketat mungkin. Beliau meminta saya untuk membuat sendiri jadwal saya setiap harinya mulai pukul 00.00-24.00, dan mewajibkan saya menaati jadwal itu sedisiplin mungkin. Disitu saya berpikir kenapa tidak beliau buatkan saja sendiri, lalu saya tinggal menjalankannya? Bukankah lebih mudah untuk memerintahkan saya melakukan hal tersebut?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>But hey, the easy way isn't always the better way.</i> Saya sadar, beliau sedang membantu saya membangun rutinitas saya sendiri. Beliau tidak pernah secara langsung menyuruh saya untuk selalu bangun jam 5 pagi, atau tidur siang di pukul 2, atau bermain di pukul 4, bahkan tidak pernah menyuruh saya untuk belajar sebegitu giatnya berjam-jam tiap harinya. Saya sendirilah yang membangun agenda itu. Bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat sekolah, tidur siang, main, nonton tv, belajar, sampai tidur lagi. Itulah pola hidup saya, pada saat itu. tetapi saya diajar untuk menjadi kreatif dan fleksibel, dengan memasukkan sejumlah kelas kursus dalam agenda saya. </span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apakah sekarang masih sama? Ya tentunya tidak dong. Apa yang menjadi rutinitas kita di 1 atau 3 atau 10 tahun yang lalu, hampir dapat dipastikan tidak akan sama dengan saat ini. </span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">The rhythm you make keeps you balance. But as the life's spinning, you are required to move.</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kalau dulu hidup sesimpel itu, maka tidak untuk sekarang. Bertambahnya keinginan dan pengetahuan, membuat perbendaharaan aktivitas kita semakin beragam. Dulu waktu masih berseragam sekolah, kegitan saya tidak jauh dari belajar, bermain, ekstrakurikuler, les dan kompetisi. Itu saja terus berulang. Tetapi ketika memasuki bangku perkuliahan, dimana kebebasan adalah mutlak adanya, tidak ada lagi kewajiban menyiapkan setelan pakaian seragam setiap harinya, rutinitas saya sedikit berubah. Mengumpulkan stok pakaian untuk bisa dipadu-padankan saat ke kampus, kerja kelompok, rapat berjam-jam bersama BEM dan/atau UKM adalah hal yang menjadi sangat biasa saya alami. <i>My life changed, I once think.</i> <i>No more playing games, no more rest-taking at noon</i>. Dan hari ini, semua rutinitas itu sudah hampir tidak pernah saya lakukan. Bertambahnya usia menjadikan rutinitas saya hari ini menjadi bertambah (sangat) ekstrim. Olahraga, naik gunung, traveling, adalah agenda saya di tengah-tengah pekerjaan kantor yang membludak. Pada fase ini, cara paradigma saya berubah. <i>I am not changing, I am moving. </i>Saya tetaplah saya, meskipun aktivitas yang saya lakukan berubah ragamnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>"Lagi sibuk apa nih sekarang?"</i>, adalah pertanyaan yang paling umum dilontaran pada percakapan dua orang (atau lebih) apabila sudah lama tidak bertemu. Apapun jawaban dari pertanyaan tersebut pasti akan membentuk opini mereka tentang kita. Rutinitas telah mendeskripsikan kita, secara tidak langsung.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Lagi sibuk olahraga nih, sama jalan-jalan cari bahan tulisan"</span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Ooh, udah gak fokus di musik lagi? I see. Pantesan sekarang hobi banget kemana-mana, mulai diving sampe naik gunung."</span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jelas sekali rutinitas telah mengubah rutinitas. <i>Routinity is identity,</i> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rutinitas sangat dipengaruhi dari lingkungan dimana seseorang itu berkembang. Tetapi sebagaimanapun rutinitas berubah, bagian yang sulit itu adalah menjadi disiplin <i>strict-to-agenda</i>. Rutinitas yang baik adalah yang terjadwal, bukan hanya yang datang tiba-tiba. Karena rutinitas itu adalah bagian dari bentuk aktualisasi diri, jadi sebaiknya apapun kegiatannya, tetap dijadwalkan seberkala mungkin, agar hidup kita menjadi lebih optimal. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-34299312605058324372015-05-21T18:01:00.000+07:002015-05-28T17:19:43.499+07:00Karena yang kamu lihat, belum tentu apa yang mereka rasa.<p dir="ltr">Pernah tidak kamu berfikir bahwa orang yang saat ini ada di samping kamu, atau yang ada di depan kamu, yang sedang tertawa lepas, hatinya ternyata sedang berduka? Atau mungkin orang yang kamu temui murung sepanjang hari, ternyata dia sedang diliputi kebahagiaan namun sulit untuk mengekspresikannya?</p>
<p dir="ltr">Saya pernah. Sering lebih tepatnya. Saya sering mengamati keadaan sekitar saya. Ekspresi orang-orang di sekililing saya dan situasi yang sedang terjadi. Saya senang menganalisis apa yang kira-kira sedang terjadi, apa yang kira-kira sedang mereka rasakan. Banyak orang yang begitu ekspresif, tetapi tidak sedikit orang yang mampu menyimpan perasaannya. Bahagia, padahal luka. Cemberut, padahal diam-diam suka. Menarik, kan?</p>
<p dir="ltr">Ekspresi wajah, bagi sebagian orang adalah hal yang penting dan menarik untuk disimak. Mengapa?</p>
<p dir="ltr">Kebanyakan mimik itu menandakan perasaan yang sedang dialami. Hal ini lah yang menjadi indikator seseorang untuk menilai orang lain dan menjadi penentu bagaimana harus bersikap. Nah, yang menarik bagi saya adalah belakangan ini banyak mereka-mereka yang sedang berakting menutupi perasaan mereka. Mengenali apa yang sebenarnya mereka alami itu menjadi poin tersendiri untuk saya. Seperti membaca luka dibalik tawa, bimbang dibalik riang, peduli dibalik angkuh. Inilah yang menuntut saya untuk lebih peka, sehingga pada akhirnya secara refleks saya sering menganalisis manusia. Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya bahwa saya sangat tertarik dengan manusia. Manusia itu adalah makhluk yang sangat sensitif, makanya analisis lah yang membantu saya menyikapi mereka. </p>
<p dir="ltr">Kenalilah duniamu. :) </p>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-25136394887611694102015-05-12T15:20:00.000+07:002015-06-04T23:55:58.185+07:0024 is just not that hard.<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQU4KEiZWbiNCeuqnjbXAqAEc0RvWs1mazxlQWZ-vNpffDoI7zd" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQU4KEiZWbiNCeuqnjbXAqAEc0RvWs1mazxlQWZ-vNpffDoI7zd" width="320"></a><br>
<div style="text-align: justify;">
I am officially 24.</div><div style="text-align: justify;">24 years old means no more 17 or 18 or even 20. Sebenernya udah hampir sebulan sih ulang tahun nya. Tapi, ya gitu, sampai sekarang saya merasa tidak ada yang istimewa. Nothing special with this new age. Apa emang setiap orang yang bertambah tua itu akan semakin tidak se-cheerful usia 17? Berbeda ketika dulu memasuki 20, atau 22, dimana saya excited sekali menyambut tanggal 14 April. Sempat saya berpikir apakah masa remaja saya stop di angka 22, karena selebihnya saya harus sudah lebih serius dalam menyikapi hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Usia 24 bagi saya sudah mulai menunjukkan tingkat kesulitannya. Mungkin karena pengaruh akselerasi kehidupan. Iya, percepatan bangku pendidikan dahulu membuat saya harus mengalami aksel kehidupan secara tidak langsung, suka tidak suka. Saya dituntut mengalami percepatan pergaulan dan masalah hidup. Bagaimana tidak? Di usia yang harusnya baru masuk kuliah, saya justru sudah masuk di problematika karir. Disaat temam sebaya punya peer-group yang seumuran, peer-group saya justru mereka-mereka yang dewasa dan boleh dikatakan cukup matang. Disaat teman sebaya menikmati kehidupan mall di jam kerja setelah kuliah, saya juga tidak kalah sibuknya erkutat di belakang meja mengerjakan report kantor. Haha, life is that unpredictable ya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini pun secara tidak langsung membawa pengaruh ke pola pikir. Bagaimana cara saya berpikir, bagaimana saya bertindak. Tidak bisa lagi memperlakukan seacuh dulu. 2015, 24 tahun. Adalah hal yang cukup serius yang harus dijalani. Bukan tentang bagaimana lagi harus bersikap, tapi justru bagaimana memberi sikap yang baik yang bisa dijadikan teladan. Bukan cuma tentang memberi, melainkan tentang menghargai dan benar-benar menerima.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Other's grass may looks greener. Hidup orang lain mungkin lebih indah, tetapi ladang kita adalah anugerah Tuhan. Nah, tugasnya sekarang adalah bagaimana menghasilkan ladang yang berbuah?<br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Happy 24, anyway!</div>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-27308491229117507722015-01-22T14:22:00.004+07:002015-01-22T14:22:39.349+07:00That random chat..<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">One last question, how do you see me? / Why do you ask? / Simple. I just ask. / Hmm, you're smart, you have eagerness on books and curious. Some people may found you as the annoying one, you really straight to the point. You're stubborn, you know. That persistent yet tender one. You really keep your heart, like the box with fragiled sticker. You don't wanna get hurted. / Come one, no one will let theirselves get hurted, no? / Yeah, but you. You are relly into that circumspect. You always get ready for your mask, you don't use it tho. Why? / Do I? Do really I? It clearly appeared? / You couldn't hide it from me, dear. Come on.. / Okay, I admit, I, we can't handle most of things that come and happen in our life. So the best way is avoiding. Make it longer, or just simply avoid.<br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Just avoid. You know, us, human are really the most flexible one. People come and go into our life, just count. How many? One? Two? Hundreds? Or maybe thousands. We meet the same but most different person everyday. So, how we handle it? How? With a beautiful hello, we're become friends. Getting into bestfriends. Don't you ever think that somebody outside there is crying right now looking the fresh-new-bestfriends? Don't ever think it?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">And, when those bestfriends, those significant others go out from our life, how? How do we handle? Crying? Longing and longing? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">So, we could just simply prevent it. </span></div>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-66288128427540959712014-11-26T00:20:00.001+07:002014-11-26T00:20:27.111+07:00Izinkan saya menggerutu disiniSaya rasa setiap manusia dimuka bumi ini memiliki hak asasi yang paling hakiki untuk memilih cara hidupnya, baik itu dalam masalah cara menjalani hidup, memilih apa yang mau dimakan dan dimana harus tinggal, tipe pasangan, jalur karir, bahkan merk celana dalam sekalipun. Siapa yang sepakat dengan ini?<div><br></div><div>Tapi kok ya, masih aja ada orang yang turut campur mengomentari (baik itu memuji berleihan atau bahkan menyinyiri) pilihan tersebut. Saya disini tidak bermaksud untuk membatasi lingkup judgement seseorang akan sesuatu. Ya saya tau, berkomentar pun adalah hak, saya sepakat ini. Tapi mereka kadang berhak tahu apakah komentar mereka itu benar atau tidak, menyinggung atau tidak, menyudutkan, atau bahkan membuat citra buruk bagi khalayak lainnya.</div><div><br></div><div>Masing-masing orang beda, Vel. Mereka unta cara sendiri-sendiri untuk menyatakan opininya.</div><div>Ya, saya paham itu. Tetapi mereka harusnya bisa belajar lebih giat mengenai hal beropini. Mereka yang bijak akan memikirkan dulu masak-masak opini yang akan mereka ucapkan, karena ucapan adalah pertanggungjawaban.</div><div><br></div><div>Masih ingat kan pepatah "Mulutmu, Harimaumu!" ? Pepatah ini tidak akan pernah gagal. Maka bijaklah dalam berpendapat, bung!</div>Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-84072497627878164742014-10-15T20:28:00.001+07:002015-01-19T17:48:41.165+07:00Let us stargazing, more and more.Hai.<div><br></div><div>Apa kabar?</div><div>Baik-baik saja kah?</div><div>Kalau iya, berarti kita sama.</div><div>Iya, aku juga baik-baik saja. Aku bahkan merasa lebih baik setelah pertemuan kita yang terakhir itu. Lebih dari sebulan kemarin. Eh, sudah sebulan ya? Hehe, tak terasa ya.</div><div>Kalau saja kamu tidak menyuruhku menemuimu, mungkin kita gak akan bisa menikmati birunya langit itu berdua. Mungkin kita tidak punya waktu untuk menyelami dalamnya laut itu berdua. Kita belum tentu punya kesempatan lagi untuk mendengar deburan ombak di tengah malam yang menggigit, hanya dengan beralaskan kantong tidur, beratapkan jutaan bintang di atas sana, sambil ditemani lantunan musik yang terputar secara random di headset kita, yang bahkan aku saja tak ingat apa lagu terputar. Tetapi aku ingat saat kamu membangunkan aku, yang tidur disampingmu, untuk bersama-sama kamu menikmati pendaran cahaya langit itu, sambil mencoba menerka kira-kira rasi bintang apa saja yang ada di atas sana. Dan tiba-tiba bintang itu jatuh. Iya, jatuh. Banyak orang menyebutnya 'milky way'. Kata mereka, ucapkanlah harapanmu saat kau melihat bintang jatuh, karena harapanmu akan terlaksana. Aku pun lakukan itu. Diam-diam aku memejamkan mata dan berucap dalam hati meminta agar kita bisa menikmati ini sekali lagi. Lalu aku melirik ke arahmu dan tersenyum. Tanyamu saat itu, "kenapa senyum senyum?". "Gapapa", jawabku.</div><div><br></div><div>Jangan tanya aku pukul berapa saat itu, karena aku bahkan tidak ingat untuk melirik arlojiku. Kukira itu sekitar pukul 3 dini hari. </div><div><br></div><div>Lalu, setelah stargazing itu, kita tertidur kembali. Dan kamu, lagi lagi kamu, membangunkanku pukul lima pagi. Katamu, "Yuk, kita lihat sunrise!". Tadi aku sudah bilang kan kalau kami tidur persis di pinggir pantai dengan hanga bermodalkan kantung tidur dan selimut? Sementara yang lain menikmati lelapnya di tenda sana. "Udah lah, lihat disini aja, depan mata langsung langit gini.", ujarku. Tapi kamu membantahku. Baiklah, aku mengalah.</div><div><br></div><div>Sepuluh menit kemudian kamu dan aku sudah berasa di ujung pantai sana dan duduk berdua menghadap ufuk timur. </div><div>Sejenak aku tersadar sedang apa sih kita disini. Ada apa antara kamu dan aku selama ini. Dan kenapa aku tiba-tiba mempertanyakan hal ini. </div><div> </div><div><br></div><div><br></div><div> </div><div><br></div><div> </div>Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-80786758875343670902014-04-16T12:25:00.003+07:002015-06-30T20:50:54.757+07:00Everyone keep questioning what life is while life keeps on turning<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Life is all about ups and downs. Life is achiving something and losing other one. Life talks about how to forgive and forget. Life shows black and white, right and wrong, and any others two-different sides. And the question now is, is it always like that? I mean ALWAYS?</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Is there any concepts about life?</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">English dictionary describes life like this :</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">the condition that distinguishes animals and plants from inorganic matter, including the capacity for growth, reproduction, functional activity, and continual change preceding death.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; line-height: 15.600000381469727px;"><span style="color: #741b47; font-size: small;">the existence of an individual human being or animal.</span></span></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="color: #741b47;">Condition that makes me feel everything, do anything, for free. But, the biggest issue is the qonsequency that i have to take by having it all.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Well. It's a theory. So, practically, what's it?</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">I have been running my life for 23 years since i was born, not including the life when i was in my mommy's tummy. And, me myself, defines life like this ;</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">I can say every word i like without any permission. I can do everything without paying something. I can have all the feelings. Sad, happy, confused, glad, thankful, sophisticated, even at the same time. And it is WOW! *too much*</span><br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-4142845249465925412014-04-07T22:24:00.001+07:002014-04-07T22:24:48.512+07:00Actually, we run the success by our own way<p dir="ltr"><i>"Be generous and expert, trustworthy and clear, open-minded and adaptable</i><i>, persistent and present."</i></p>
<p dir="ltr">To keep this sentence in the front of my mind, I look for specific tips that support these qualities. Here are some of my favorites:</p>
<p dir="ltr">1. Day after day, be a little bit kinder and a tad wiser than you were the day before.</p>
<p dir="ltr">2. Both for your company and your family, be better at saving money than you are at spending it.</p>
<p dir="ltr">3. Contrary to how some misinterpret what Jim Collins says, it is a better strategy to be consistently good than occasionally great.</p>
<p dir="ltr">4. Read more. Nothing else will so quickly make you wiser.</p>
<p dir="ltr">5. The more interconnected our world becomes, the more important your reputation will be. Always do the right thing, even when you think no one is watching.</p>
<p dir="ltr">6. Never forget that most people will do what you pay them to do, not what you tell them to do.</p>
<p dir="ltr">7. It is okay to be more generous than other people, just as it is okay to feel better about yourself than you used to feel.</p>
<p dir="ltr">8. Most of the answers you need already exist in someone else’s head; find those people.</p>
<p dir="ltr">9. The greatest challenge each day is to regulate your ego; too little of it, and you waste your potential, but too much of it and you waste everyone else’s potential.</p>
<p dir="ltr">10. Sometimes technology is going to hurt you, and other times it is going to help you. Be sure you are fully aware which is most likely at the present moment.</p>
<p dir="ltr">11. Give away the things you no longer need; it will help others, and free yourself from distractions</p>
<p dir="ltr">12. Just because you dislike someone does not mean s/he is wrong.</p>
<p dir="ltr">13. Be careful of your thoughts, for your thoughts become your words; be careful of your words, for your words become your deeds. (anonymous poem)</p>
<p dir="ltr">14. Never ask a favor of anyone unless you have helped them at least three times already.</p>
<p dir="ltr">15. Don’t just count your blessings; use them to help others.</p>
<p dir="ltr">16. The secret of success in every profession and endeavor is to stay healthy.</p>
<p dir="ltr">17. Take a simple idea and take it seriously. (Charles T. Munger)</p>
<p dir="ltr">18. If you expend a great deal of energy just to stay in the same place, you will never advance.</p>
<p dir="ltr">19. The people who don’t think are the ones who never listen. (from the book 1Q84)</p>
<p dir="ltr">20. You don’t need more money; you need more meaning.</p>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-42142107288345966992013-10-17T19:00:00.000+07:002013-10-17T19:01:45.191+07:00Iya, belum terlambat kok!Kadang memang penyesalan bisa datang di awal, tapi berapa banyak sih yang bisa sebut itu sesal? Bisa jadi itu namanya antisipasi. Tapi, kalau namanya belum terlambat itu bisa dikategorikan menyesal atau antisipasi?<br />
<br />
Saya pribadi jujur merasa, meskipun sudah tahu ini memang belum terlambat, rasa dalam hati udah timbul sesal. Kayak ada yang bilang kalau <i>you already lose something though it still has second chance</i>. Emang belum terlambat sih, tapi kenapa malah bikin takut melangkah ya? Gak seberani ketika taking the first step. Secupu itu kah saya? Terlebih, saya orangnya gampang banget kecewa sama diri sendiri kalau ada suatu hal yang gak beres, meskipun gak semuanya kesalahan saya. Kadang, saya ngerasa<i> the more i know something, the more i feel me meanless</i>. Makin banyak tahu, makin ngerasa gak berarti karena gak bisa ngerjain semua, gak bisa ngapa-ngapain. Itu jeleknya saya, semuanya pengen dikerjain sendiri. Cukup sadar sih karena masih banyak yang sebenernya bisa diandalkan, tapi ya itu tadi, saya orangnya perfeksionis. Bukan nganggep kalau hal itu dikerjain orang lain lantas hasilnya gak bagus, tapi lebih ke kepuasan pribadi aja kalau saya yang ngerjain. Balik lagi, semua itu kadang gak sesuai sama implementasi. Nyatanya di lapangan saya tetap herkoordinasi dengan orang lain, memahami kalau ngga semua bisa dikerjain sendiri. Untungnya, saya bukan orang yang sulit berkomunikasi atau bekerja sama dengan yang lain.<br />
<br />
Gitu juga sama hati. Segala hal pribadi atau jenis cerita yang umumnya jadi bahan cecurhatan, gak bisa segampang itu saya curhatin ke orang. Saya terbiasa menyimpan masalah saya sendiri. Bukan berarti memendam ya, ini lebih ke <i>keeping my personal life </i>sih. Segala jenis masalah pribadi saya, saya simpen sendiri, saya analisis sendiri, saya cari solusi sendiri, saya jalanin sendiri. Kok bisa?<br />
Iya, karena saya memang sebenernya bukan tipe pencerita. Itu satu. Kedua, karena saya juga banyak menemukan cara yang mengatasi masalah saya dari mendengarkan cerita orang lain. Saya terbiasa jadi <i>'tempat sampah'</i>. Nah, dari setiap <i>'sampah'</i> yang orang ceritain ke saya, entah itu hanya ingin didengarkan, ataupun dicarikan solusi, dua-duanya bikin saya mikir, sehingga saya jadi tahu keberagaman masalah dalam hidup. Keterbiasaan ini dulu bikin saya mau masuk fakultas psikologi.<i> I am interest with people and environment.</i><br />
<br />
Karena jarang curhat, beberapa orang menilai saya introvert, bahkan kedua orang tua saya pun begitu. Kadang orang berkomentar kalau saya sukses memberikan mereka solusi tapi kenapa justru saya gak sukses memecahkan masalah saya sendiri. Itu opini mereka kebanyakan, ya karena itu tadi, saya dibilang introvert. Tapi, ke sebagian orang, saya orangnya terbuka kok. Oh iya, satu lagi, saya orangnya sangat senang ngobrol. Ah, bahaya!<br />
<br />
Saya dulu terbiasa curhat di buku harian. Manual banget deh pokoknya. Rajin banget tiap malem nulis di diari tentang apapun, bisa dibilang saya ya<i> 'muntah'</i>nya ke diari, bukan ke orang. Tapi yang saya heran, justru kecanggihan teknologi ini (serta kesibukan yang tiada tara ini) malah bikin saya malas. Hm, tepatnya bukan malas sih, lebih ke apa yah? Bingung. Harusnya, <i>connecting to the internet</i> tiap hari bikin saya rajin curhat, tapi kok ini engga. Aneh! Gara-gara ini, kadang saya ngerasa saya kehilangan tempat curhat. Kadang juga ngerasa saya terlalu sibuk, sampai-sampai ketika punya waktu luang pun bukannya nulis, malah memilih untuk tidur. Salah fokus emang!<br />
<br />
Ngomong-ngomong fokus, si orang itu (iya, orang itu, jangan disebutin namanya disini, malu!) ngingetin saya untuk lebih terbuka (ke dia), bilang kalau ada apa-apa sebaiknya cerita ke dia. Ih, apa banget ya? <i>Thinking that you have to know all 'bout my doubts</i> gitu? Hihihii. Saya malah jadi ge er digituin, itu artinya dia perhatian ke saya, pikir saya. Hm, tuh kan salah fokus lagi!<br />
<br />
Ah, otak saya emang kemana-mana banget sih. Kalau lagi <i>blogwalking</i>-an, saya ngerasa saya<i> i am less while others more</i>. Hahahaha, pesimis banget gak sih!<br />
<br />
Iya, emang lagi pesimis, sepesimis itu. Balik lagi ke awal, hehehe. Dari sekian banyak kata diatas ini, itu cuma prolog. Intinya, saya lagi pesimis, <i>down, whatever you name it!</i> Hehehe. Menghindari kata galau, saya pilih pesimis.<br />
<br />
Sambil nulis ini, mp3 player yang saya setel random, muterin lagu-lagu ini :<br />
1. Belum Terlambat - Padi<br />
2. This Ain't A Love Song - Bon Jovi<br />
3. Benci Untuk Mencinta - Naif<br />
4. Never Is A Long Time - Roxette Feat. Scorpions<br />
<br />
Terus saya komen dalam hati: <i>damn it</i>, pas banget! <i>*sighing*</i><br />
<br />Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-37049706871995683382013-09-16T20:51:00.001+07:002013-09-16T21:03:40.537+07:00So please let me..When i say i wanna quit, my heart confronts it. By the time you're keep asking me where i will go, i am still losing my mind to find the very best answer. You are trying to get into my heart to find the answer, i know. But, you have to know too, that here in my heart, there will be no answer. No reason to get away from you, even a reason to make you feel disappointed to me.<br />
<br />
It comes very bad, you know. I don't want fight anymore, i don't want to try even harder. The words you said to me, the questions you're keep asking me, your obsecration for me to stay.. are just depressing me. :(Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-87024990370020175372013-07-26T19:14:00.000+07:002013-07-26T19:14:28.152+07:00Sesungguhnya...<br />
<br />
Mau tau?<br />
<br />
I feel different.Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-40269343215513951222013-07-11T20:09:00.000+07:002013-07-19T12:05:50.117+07:00For whom it may concernA day after..<br />
<br />
I never realize that it turned out to be like this. Starting from months ago that i came to this place and saw you for the first time. Me, and you, we acted like we ever knew before. And, voila! This is life, time flies, we meet everyday, we talk every way, we share everything. Me, and you, once again. But, there is distance. Distance between us, though us is very near. You, a very far away from me. Million differences, but still, us as one. Would you be? Would i? Would us?<br />
<br />
And now you're standing close to me, starring at my eyes, embracing me. No words, but yeah, i am hearing our hearts start transffering signals. Yes, you i admire. Oh, crap what did i say?<br />
<br />
I know it could be weird. Your voices, my voices. I know it could be wrong. But please just stay the same, and let me out. I doubt this feeling. I doubt me. I trust you. To be honest, i can't resist it, but i can't imagine too if there is something happen. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
*hahahha suit suit<br />
<br />
**to be continuedTheresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-83283125242886172502013-07-03T13:00:00.001+07:002013-07-03T13:00:42.824+07:00Time changes, existence shows<div style="text-align: justify;">
Udah lama. Udah lama banget rasanya gak pernah ngembe. Biasanya setiap hari selalu pulang malam, bahkan larut, atau bahkan gak beranjak dari pusgiwa karena kegiatan satu itu. Bukan berarti sekarang gak pernah pulang malam lagi, tetep aja begitu, baru beranjak dari kantor gak pernah lebih cepat dari jam 8 malam, kecuali kalau jadwal latihan<i> choir</i> di gereja. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenernya apa sih yang dikangenin dari MB? Kalau alasannya bermusik, mungkin gak cukup akurat, karena toh sampai sekarang gue tetep bermusik kok, entah itu di gereja ataupun di kalangan anak-anak kantor. Mungkin<i> feel</i> nya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Semalam abis mantengin <i>timeline</i> twitter, dan disana banyak banget curahan hati 140 karakter dari anak-anak MB. Ucapan semangat TC dan hal-hal lainnya bikin senyum-senyum sendiri dan diam-diam dalam hati jadi kangen saat-saat berada di posisi mereka. Yang itu rapat gak kelar-kelar, yang itu debat sana-sini, yang itu nentuin target sana-sini, yang itu hubungin bintang tamu, yang booking gedung, yang segala macem. Hihihi, <i>time changes, existence shows</i>. Keren yah MBUI.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenernya mau sekalian permintaan maaf juga sih ini, karena dari kepengurusan periode ini, hampir gak pernah mengujungi latihan. Bisa dibilang, gak tau running nya kayak apa, kualitas pasukan kayak apa, kualitas musiknya bagaimana, dan sebagainya. Cuma denger <i>report</i> dari beberapa pihak tentang progres proyek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Sukses ya kalian. Sukses untuk Madah Bahana in Concert 2 nya. <i><b>Kerjamu, kerjaku, kerja kita</b></i> pasti akan berhasil dan mendulang sukses kayak <b><i>Simfoni Kenangan Sebuah Perjalanan</i></b>.<br />
<br />
Peluk hangat dari saya disini, iringan doa saya semoga selalu menemani kalian. Tidak akan ada yang sia-sia, karena kalian ngelakuinnya dengan sungguh-sungguh. Tetap semangat, tetap percaya diri, dan lebih banci tampil.<br />
<br />
<br />
<i>We gotta go..</i><br />
<i><br /></i>
<i>We gotta fight..</i><br />
<i><br /></i>
<i>We gotta win..</i><br />
<br />
<br />
<i>YEAHHH!!!</i><br />
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<i><br /></i>
gak pernah gak <i>amazed </i>sama unit ini! <i>You'll make it!</i>Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-72213985324251819442013-05-31T21:35:00.001+07:002013-05-31T21:35:18.871+07:00Finally. I found, EC. I trully found it!Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-21347655739937485962013-05-30T17:20:00.001+07:002013-05-30T17:20:02.553+07:00Syit. Why all come in the same time?<br />
<br />
<br />
SyitTheresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-60351055796063080492013-05-21T18:18:00.003+07:002013-05-21T18:18:43.183+07:00PHS (Post Holiday Syndrome)Saya pikir-pikir, <em>traveling</em> itu paling menyenangkan adalah justru pada saat sebelum berangkat. Rasanya asik banget gitu merencanakan ini itu, mulai dari mau ke mana, menginap di mana, beli tiket, urus visa, dll. <em>Browsing</em> pun makin seru, mulai dari baca tips di forum, baca situs pariwisata, lihat gambar hostel, dsb. Makin mendekati Hari-H makin semangat, sampe-sampe semalam sebelumnya saya nggak bisa tidur! Kenapa bukan pas <em>traveling</em>? Yah, pas jalan-jalan sih enak juga, tapi tidak se-<em>excited</em> sebelum berangkat. Capek adalah faktor yang terutama sih. Apalagi kalau ke suatu tempat yang luas dan sulit berkomunikasi karena kendala bahasa, rasanya jadi capek fisik dan mental. <br />
Tapi biar bagaimanapun juga, paling parah adalah sehabis pulang liburan. Apalagi kalau liburannya lebih dari dua minggu. Rasanya tambah males kerja. Beberapa hari sebelum liburan berakhir, udah mulai mikir, “Anjrit, masuk kantor lagi deh!”. Dalam perjalan pulang, tambah males mikirin si bos yang bakal ngasih seabrek-abrek kerjaan yang udah ditinggalin, bayangin meeting ini program itu, bayangin kolega yang biang gosip, bayangin macetnya jalan ke kantor, dll dsb. Dan puncaknya adalah pagi hari di saat hari pertama kembali ke kantor. Ya ampyun, mau bangun aja maleessss banget!<br />
<span id="more-359"></span><em>Post-holiday syndrome</em> adalah sindrom yang terjadi setelah liburan berupa perasaan tidak nyaman karena sulit beradaptasi kembali terhadap pekerjaan atau rutinitas. Hal itu wajar aja sih dan bukanlah suatu penyakit. Biasanya cuma terjadi maksimum seminggu pertama. Karena kita udah terbiasa relaks selama liburan sehingga kembali ke tantangan bekerja membuat sistem tubuh kita jadi mengalami <em>shock</em>. Kedengerannya serem, tapi itulah yang terjadi. Ciri-ciri fisiknya: capek, pegel, pusing, rasa ngantuk yang amat sangat, napsu makan berkurang, dan susah konsentrasi. Ciri-ciri mentalnya: jadi cuek, bego, sedih (karena ninggalin <em>so much fun</em>), dan rasa cemas (anjrit, duit gue abis! Kudu kerja rodi lagi deh!). Secara hati dan pikiran masih di tempat liburan, tapi badan terperangkap di kantor!<br />
Tidak semua orang kena sindrom ini. Setiap orang pun efeknya berbeda. Saya pribadi sih selain ciri-ciri di atas, punya tambahan ciri tersendiri, yaitu jadi pelupa. Mulai dari terlambat ngantor karena ketinggalan ini itu di rumah. Sampai di kantor, lupa <em>password</em> komputer, email, telepon. Begitu mau ambil duit, lupa PIN ATM! Arrgh! Terus saya juga lupa dengan tanggal, hari, jam – padahal harus bikin janji meeting lagi. Parahnya, lupa pula nama-nama orang yang harus dihubungi sehingga nyari di email pun susah payah. Mau telepon orang dengan cara melihat <em>contacts</em> di hape pun lupa. Si itu namanya siapa, perusahaannya apa ya? Haduh!<br />
<br />
Makanya, sebaiknya kembali 1-2 hari sebelum masuk kantor. Maksudnya untuk ‘balas dendam’ dengan tidur yang banyak dan makan makanan rumah yang enak. Karena tubuh kita perlu adaptasi. Apalagi pergi ke tempat yang berbeda zona waktu sehingga mengalami <em>jet lag</em>. Kalau masih suka pulang mepet, 2 hari terakhir di tempat liburan dibikin <em>slow</em>. Aktivitas yang bikin capek dikurangi, isinya cuman leyeh-leyeh doang.<br />
<br />
Next, sebelum pergi liburan, buatlah daftar pekerjaan yang harus di-<em>follow up</em> beserta kontaknya. Dengan demikian, begitu masuk kantor lagi tidak terlalu ribet untuk memulainya.<br />
<br />
Then, ubah <em>mindset</em>. Relakan kenikmatan liburan berlalu. Mulai lah fokus pada pekerjaan dengan menanamkan di kepala “harus giat bekerja supaya bisa jalan-jalan lagi”.<br />
<br />
Beberes. Kita akan tambah bete kalo di sekeliling kita berantakan. <em>File-file</em> di meja bertumpuk, baju-baju belum dicuci, <em>billing</em> yang belum dibayar. Makanya buruan beberes. Kalau perlu, rubah dekorasi meja kantor atau pindahkan furnitur di kamar.<br />
<br />
Kalau masih gak ampuh juga, ganti kerjaan aja kali ye? Eits, jangan dianggap enteng. Kalau kita rasanya udah males banget sama kerjaan sekarang, pikirin bener-bener deh. Apakah saya<i> happy</i> dengan kerjaan ini? Apakah sesuai dengan minat dan bakat kita? Apakah bayarannya sesuai? Kalau jawabannya tidak, segera putar otak untuk cari kerjaan baru.<br />
<br />
Kalau saya sih caranya gampang, rencanain aja lagi <em>next holiday trip</em>. Nah, <em>mood</em> jadi bahagia lagi deh! Kamu gimana?Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-61721708678104128632013-05-17T10:46:00.001+07:002013-05-21T18:08:25.138+07:00Travelling teaches us lot!<div style="text-align: justify;">
<em>"Hey, Mister. How are you? Can we take picture?"</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeah, that's a common thing you find from Jakartans when they meet foreigners. Some do that, some not. When I'm with my friends at Kota Tua last night (I use last night because the date has already changed, though it happened just few hours ago hehe), so many people calling at him, asking him for something, and bla bla bla.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>"Why do they call me 'mister'? Also in Bali, they used to call me 'boss'? They're not working for me, but they call me their boss"</em>, once my friend asked me. A funny question. Hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, this is Indonesia, where people are mostly nice, especially for foreigners. Some of them still taking a look at them, smiling at them. Most of Indonesian are easy-smiling, most of my <i>bule</i>-friends says so. They speaks English better than Thailand, Vietnam, and Cambodia do.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
I have just already met my friend few hours ago. He is Canadian, named Maxime Brunelle, who is having round-the-world trip for almost 5 months. Once he's at Vietnam, he find it hard talking to locals. They are not used to speak English well, and also easy to get angry. It also happened in Thailand. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Well, for me, I find it as essence of travelling itself. Travelling teaches us how to deal with people, how to interact with the new one. The way we adapt oursleves among the new situation strengthen us during travelling. The inconviniences things we have during trip sometimes cannot lessen the great moments we feel. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Travelling allows us to freely analize the trend of the country we visit. Sometimes these are lessons that you can't find from any text books. I do believe this : <em>Sometimes it's not about the destination. It is about how we face the time amazingly</em>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Every traveller has their own way. When travelling, some of them prefer staying at the hostel, while others choose to doing something challenging outside the room, like bungee jumping or etc. Some are looking for culinary, others going to museums. Feel free of doing everything. Yes, that's the key of travelling, being independent.</div>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-67978294639230621662013-04-30T17:43:00.002+07:002013-04-30T17:43:41.475+07:00LessonLearnedIT IS NOT ABOUT THE DESTINATION, IT IS ABOUT HOW TO FACE THE TIME AMAZINGLY!!Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-92075320499422682432013-04-23T23:15:00.001+07:002013-04-23T23:16:42.786+07:00Teaser<blockquote class="tr_bq">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">To
Boon Keng, from Dhoby Ghaut. It was so amazing, the memories we've got.</span></blockquote>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">
Next to Chung King Mansions, there is a mall. I don't want to mention, i
miss you all. </span></blockquote>
<br />
<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"> </span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">:")</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
#rhyme <br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"> </span><span class="userContentSecondary fcg"> </span></blockquote>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-5730758971083103702013-04-14T01:01:00.001+07:002013-04-14T01:01:23.102+07:00Horoscope dan Traveling – PiscesPisces 19 Februari – 20 Maret<br />
<strong><em>Sifat dan karakter</em></strong><br />
Pisces sangat perasa, beuh! Sangat intuisif dan romantis habis… Hidup
(apalagi bercinta) dengan pisces ini seperti naik roller coaster, naik
turun dengan cepat dan sangat memacu adrenalin. Pisces selalu melihat
bentuk fisik, mudah bosan dan cenderung untuk selalu melihat sisi lain.<br />
<br />
<em><strong>Traveling</strong></em><br />
Bagi seorang Pisces, mengunjungi tempat-tempat romantis adalah sebuah
keharusan. Pantai tanpa penghuni dengan pasir putih yang bersih atau
gunung dengan hutan pinus rapat membentuk kanopi dengan halimun tipis
bisa membuatnya menjadi penyair cinta nomer wahid.<br />
Jangan mengajak Pisces ke tempat ramai, jika terpaksa biarkan dia
“wandering around” mengikuti kata hatinya mau melangkah kemana. Pisces
lebih suka traveling dengan pasangan, dia bukan solo traveler dan tidak
suka dengan traveling yang terjadwal.<br />
Pisces tidak akan pergi lagi ke tempat yang sama untuk kedua kalinya,
baginya satu tempat cukup satu kali kecuali ada seseorang yang dia suka
ikut serta atau tempat itu memang punya tempat spesial di hatinya.<br />
Tempat yang bisa membuatnya diam berlama-lama adalah Sisi Barat Danau Toba, Takabonerate, Ubud dan Bandung.<br />
Untuk urusan penginapan, Pisces tidak akan rewel dengan semua
penginapan di Ubud. Kampung Sampireun juga salah satu tempat favoritnya.
Kalau di luar negeri, mungkin Eagle Nest New Zealand atau Ninh Van Bay,
Nha Trang-Vietnam.<br />
Jika bepergian ke luar dari Indonesia, tempat favoritnya mungkin
adalah New Zealand dengan lembah hijau yang berbatasan dengan gunung
saljunya, Venesia dengan gondola dan sungai-sungai romantisnya, Yosemite
dengan hutan yang romantis dan kolosal, Santorini dengan kota romantis
di bukit yang menghadap ke laut, dan wilayah pegunungan Costarica dengan
air terjun dan sungai eksotisnya.<br />
<a href="http://johanesjonaz.files.wordpress.com/2013/01/nha-tr10.jpg"><img alt="Image" class="size-full wp-image" id="i-1176" src="http://johanesjonaz.files.wordpress.com/2013/01/nha-tr10.jpg?w=690" /></a>Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0Penang International Airport (PEN), Lapangan Terbang Antarabangsa Pulau Pinang Jalan Sultan Azlan Shah, 11900 Bayan Lepas, Penang, Malaysia5.2924701 100.266152899999955.2924701 100.26615289999995 5.2924701 100.26615289999995tag:blogger.com,1999:blog-4282136978070605047.post-86223588449744353702013-04-14T00:59:00.003+07:002013-04-14T00:59:53.406+07:00Horoscope dan Traveling – Aquarius<header class="entry-header">
<h1 class="entry-title">
</h1>
</header>
Berikutnya adalah Aquarius. 20 Januari – 18 Februari<br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><em><strong>Sifat Dasar</strong></em></span><br />
Karakter dasar dari Aquarius adalah jiwa sosial yang tinggi, penuh
kejutan dan selalu siap bila dimintain tolong. Sangat peduli dengan
nilai-nilai kemanusiaan dan kebenaran. Selalu ingin tampil beda.<br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><em><strong>Traveling</strong></em></span><br />
Kalau saya seorang Aquarius, mungkin saya tidak akan pernah mau kenal
yang namanya travel agent. Buat saya, mengurus perjalanan sendiri itu
sangat menyenangangkan. Saya akan mencoba traveling dengan berbagai
macam sarana transportasi. Mencoba tempat yang mungkin bagi banyak orang
beresiko konflik dan mengancam keselamatan jiwa. Saya akan menikmati
traveling ke Poso, Ambon, atau perbatasan Timor Leste.<br />
<a href="http://johanesjonaz.files.wordpress.com/2013/01/images-1.jpeg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Image" class="size-full wp-image" height="265" id="i-1094" src="http://johanesjonaz.files.wordpress.com/2013/01/images-1.jpeg?w=265" width="400" /></a>Jika membutuhkan volunteer untuk relawan korban meletusnya Gunung
Merapi, atau bantuan untuk mencari korban yang tersesat di gunung, saya
akan mengiyakan tanpa ba bi bu.<br />
Tempat yang cocok buat saya mungkin adalah Tanjung Puting, Pulau
Komodo, Gunung Leuser dan tempat konservasi lainnya. Karena pada
prinsipnya, saya ingin memberi lebih pada alam, bukan hanya sekedar
traveling. Saya ingin setiap perjalanan saya makna buat alam, terutama
buat kemanusaiaan.<br />
Jika ke luar negeri, saya mungkin akan ke Berlin, Serbia, dan sebagian besar negara di Afrika.<br />
<h4>
</h4>
Theresia VShttp://www.blogger.com/profile/13036865996358264282noreply@blogger.com0Penang International Airport (PEN), Lapangan Terbang Antarabangsa Pulau Pinang Jalan Sultan Azlan Shah, 11900 Bayan Lepas, Penang, Malaysia5.2924701 100.266152899999955.2924701 100.26615289999995 5.2924701 100.26615289999995