For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Saturday, June 06, 2015

Rutinitas mengubah rutinitas

Hampir semua orang di belahan dunia ini pasti memiliki aktivitas yang dilakukan berulang dalam jangka waktu teratur. Misalnya, bangun di jam 5 subuh, atau ngopi sambil baca koran sebelum beraktivitas, tidur sebelum jam 11 malam, atau hal lainnya yang memang kita lakukan di hampir setiap harinya. Hal tersebut, atau mungkin hal-hal kecil lain yang kita lakukan secara berulang bahka secara autopilot hampir bekerja dibawah alam sadar kita, telah mendesain (atau didesain?) sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah rutinitas dalam keseharian kita. Masih segar dalam ingatan saya bagaimana dulu ayah saya mendidik saya untuk bisa bersikap disiplin, salah satunya dengan mengajak saya menyusun seluruh agenda saya dan menerapkannya seketat mungkin. Beliau meminta saya untuk membuat sendiri jadwal saya setiap harinya mulai pukul 00.00-24.00, dan mewajibkan saya menaati jadwal itu sedisiplin mungkin. Disitu saya berpikir kenapa tidak beliau buatkan saja sendiri, lalu saya tinggal menjalankannya? Bukankah lebih mudah untuk memerintahkan saya melakukan hal tersebut?

But hey, the easy way isn't always the better way. Saya sadar, beliau sedang membantu saya membangun rutinitas saya sendiri. Beliau tidak pernah secara langsung menyuruh saya untuk selalu bangun jam 5 pagi, atau tidur siang di pukul 2, atau bermain di pukul 4, bahkan tidak pernah menyuruh saya untuk belajar sebegitu giatnya berjam-jam tiap harinya. Saya sendirilah yang membangun agenda itu. Bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat sekolah, tidur siang, main, nonton tv, belajar, sampai tidur lagi. Itulah pola hidup saya, pada saat itu. tetapi saya diajar untuk menjadi kreatif dan fleksibel, dengan memasukkan sejumlah kelas kursus dalam agenda saya. 

Apakah sekarang masih sama? Ya tentunya tidak dong. Apa yang menjadi rutinitas kita di 1 atau 3 atau 10 tahun yang lalu, hampir dapat dipastikan tidak akan sama dengan saat ini. 

The rhythm you make keeps you balance. But as the life's spinning, you are required to move.
Kalau dulu hidup sesimpel itu, maka tidak untuk sekarang. Bertambahnya keinginan dan pengetahuan, membuat perbendaharaan aktivitas kita semakin beragam. Dulu waktu masih berseragam sekolah, kegitan saya tidak jauh dari belajar, bermain, ekstrakurikuler, les dan kompetisi. Itu saja terus berulang. Tetapi ketika memasuki bangku perkuliahan, dimana kebebasan adalah mutlak adanya, tidak ada lagi kewajiban menyiapkan setelan pakaian seragam setiap harinya, rutinitas saya sedikit berubah. Mengumpulkan stok pakaian untuk bisa dipadu-padankan saat ke kampus, kerja kelompok, rapat berjam-jam bersama BEM dan/atau UKM adalah hal yang menjadi sangat biasa saya alami. My life changed, I once think. No more playing games, no more rest-taking at noon. Dan hari ini, semua rutinitas itu sudah hampir tidak pernah saya lakukan. Bertambahnya usia menjadikan rutinitas saya hari ini menjadi bertambah (sangat) ekstrim. Olahraga, naik gunung, traveling, adalah agenda saya di tengah-tengah pekerjaan kantor yang membludak. Pada fase ini, cara paradigma saya berubah. I am not changing, I am moving. Saya tetaplah saya, meskipun aktivitas yang saya lakukan berubah ragamnya.

"Lagi sibuk apa nih sekarang?", adalah pertanyaan yang paling umum dilontaran pada percakapan dua orang (atau lebih) apabila sudah lama tidak bertemu. Apapun jawaban dari pertanyaan tersebut pasti akan membentuk opini mereka tentang kita. Rutinitas telah mendeskripsikan kita, secara tidak langsung.

"Lagi sibuk olahraga nih, sama jalan-jalan cari bahan tulisan"

"Ooh, udah gak fokus di musik lagi? I see. Pantesan sekarang hobi banget kemana-mana, mulai diving sampe naik gunung."

Jelas sekali rutinitas telah mengubah rutinitas. Routinity is identity, 
Rutinitas sangat dipengaruhi dari lingkungan dimana seseorang itu berkembang. Tetapi sebagaimanapun rutinitas berubah, bagian yang sulit itu adalah menjadi disiplin strict-to-agenda. Rutinitas yang baik adalah yang terjadwal, bukan hanya yang datang tiba-tiba. Karena rutinitas itu adalah bagian dari bentuk aktualisasi diri, jadi sebaiknya apapun kegiatannya, tetap dijadwalkan seberkala mungkin, agar hidup kita menjadi lebih optimal. 


0 komentar:

Post a Comment

Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena