For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Monday, December 26, 2011

Mari berlari

Hari ini, tanggal 26 Desember 2011, di kedai kopi ini. (Ah, opener yang galau)

Pagi ini aku membuka mata, dan rasa sepi itu langsung terasa, Aku harus bertahan. Melewatkan kebersamaan keluarga, aku sendiri. Mereka lagi apa ya disana? itu yang selalu di benakku, Dan, mungkin itu yang selalu di benak mereka ketika aku jauh dari mereka. Aku orang yang mudah merindu.. Setiap aku pergi ke tempat yang jauh, bahkan menyeberangi lautan, terbang ke negeri lain, atau bahkan pernah hidup di benua lain untuk waktu yang tidak singkat, itu rasanya seperti ada yang mengikat di hati ini. Terasa sesak. Ternyata teknologi tidak bisa sepenuhnya diandalkan. Hm, baiklah.

Pagi ini pula, aku kecewa. Ya, kekecewaanku belakangan ini bersumber pada masalah yang sama, yang lambat laun malas aku bicarakan. Kembali pada dua tahun yang lalu, rasanya sama. Ketika kau membiarkan aku menangis dikamarmu. Ketika kamu membelaku, dan berkata bahwa kamu tidak akan membiarkanku terus-terusan menahan rasa sakit itu, Ketika kamu secara tidak sengaja membuatku melupakan rasa sakitku. Hahaha, ironi. 

Pagi ini pula, sebuah morning call membuatku jauh lebih tenang. Suara dari seberang sana selalu membuatku tersenyum. Kamu baik, pikirku. Kamu menepati janjimu untuk menemuiku. Bahkan sempat kamu menghampiriku dan memberiku kejutan. Jauh-jauh kamu datang ke Depok, tanpa tahu jalan. Kamu tersasar, itu lucu, Bayangkan, tiga setengah jam waktu yang dibutuhkan hanya untuk perjalanan Taman Mini- Depok. "Ada orang Bali nekat ke Depok, sok ngasih surprise tapi kesasar", kataku malam itu. Kamu hanya tertawa. Katamu rindu padaku, aku juga, Tapi, aku tidak mau terlihat bodoh dihadapanmu. Terlebih, temanmu selalu memperingatkanku untuk tidak terlalu dekat denganmu. Kenapa sih? Kamu player, katanya. Ketika kuceritakan itu padamu, kamu hanya tersenyum dan diam.
Vel, Ari itu baik. Mungkin dia gamau kamu dekat sama aku karena ada hal lain. Tapi, kamu harus tahu, aku bukan player. Aku cuma mau cari yang terbaik. Bukan salahku kan kalau banyak yang suka sama aku?
Katamu begitu. Penjelasan yang diplomatis Ya, salahnya adalah kenapa terlalu banyak orang yang suka sama kamu. Kenapa kamu terlalu memesona mereka, padahal menurutku kamu biasa saja. Oke, aku bohong. Kamu memang punya kelebihan mudah membuat wanita terpikat, dan kamu sadar itu. Tapi aku nggak mudah tertipu. :p
Sehingga, ketika kita membuat janji untuk bersama, hanya satu hal yang aku pertanyakan. Mampukah aku bertahan? Mampukah kamu bertahan?
LDR, katamu. Bukan suatu hal yang mudah. Terlebih kamu belum pernah mengalaminya. Aku pernah mencobanya, namun gagal. Oh ya, pernah kusampaikan padamu kalau aku adalah pencemburu. Tapi, kamu, entah kenapa seperti berusaha menunjukkan padaku bahwa kamu tidak akan berulah aneh. Ah, mana kutahu. Bali itu bebas, bung. Ya kan? Bulan depan kamu akan kembali lagi buatku, katamu malam itu. Awas kalau bohong! Hahaha. Sesungguhnya aku hanya anggap itu lelucon sih. Kehadiranmu cuma akan kujadikan kejutan buatku nanti. Tapi, lepas dari itu, hidupku harus tetap berjalan toh?
Terima kasih, bli. Kebersamaan beberapa hari ini. Hadiahmu. Semuanya manis. Setidaknya sedikit mengobatiku lah. :)







Lepas dari itu. Gue tahu gue gak bisa berharap banyak untuk ketiga aspek diatas. Better ngerjain tugas dulu lah, udah mau UAS. Abis itu, ngeberesin MBiC. Juga kerjaan kantor yang kunjung kelar. DIpikir-pikir lagi, sesunguhnya dan seharusnya gue gak boleh punya waktu untuk galau-galau macam abege labil gitu lah. Many things to do, right? You have to be focused on them. :)


1 comment:

  1. yap, bener bnget vel, galau, smua emang galau,, tapi ada yg lebih penting dr-pda menghadapi ke galauan kita,,, huehheh,,,
    msalahnya kegalau-an sedikit-bnyak bisa menyita kegiatan utama sih,,, :)

    ReplyDelete

Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena