For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Wednesday, February 08, 2012

In the middle of a thing named 'stress' (part II)

Yes, i am here.

Since last night, i am getting worse, ergh! Sore throat, little cough, nausea, and fever, that's all what i felt all day long. Gatau nih, gue mau sakit kayaknya. Padahal hari Sabtu udah TC, dengan kondisi gue yang kaya gini, dan tuntutan TC yang kenceng banget, gue takutnya gue collapsed.
Gue masih dikantor saat gue posting ini. Yap! Beberapa minggu ini gue lembur, dan it's my stress-maker. Bukan karena kerjaannya, somehow atasanlah yang bikin semua jadi rumit. Gue ngomong gini bukan bermaksud untuk menyalahkan atasan, tapi lebih ke pribadi (perilaku) masing-masing orang dalam menanggapi masalah. Ternyata, tingginya jabatan belum cukup mampu memastikan bahwa seseorang bisa berpikir secara futuristik. Saya, yang memang belum ada apa-apanya, ternyata tidak cukup dibantu dengan adanya atasan. So, what is boss' function, anyway?

Beliau bilang begini: "Saya tidak akan mengajari kamu, saya gak akan nuntun kamu, ngedikte kamu bla bla bla.."
As time goes by, beliau memang tidak pernah mengajari saya, tapi tuntutan yang ditujukan kepada saya terlampau banyak. Saya merasa ada yang salah disini, kian lama, saya merasa beliau hanya memikirkan apa yang 'sreg' menurutnya, tanpa memikirkan apakah yang 'sreg' dimatanya, juga 'sreg' di pikiran orang banyak. Kadang saya berpikir, kalau semua saya yang mengerjakan, lalu apa tugasnya? Sehingga, pada akhirnya, saya berprasangka negatif kepada beliau. Seharusnya, beliau bisa dong mentransfer apa yang dia ingini, harusnya dia bisa ngajarin saya, sesuai dengan jabatannya, bukannya justru malah melimpahkan semua tanggung jawab seorang atasan. Saya digaji untuk mengerjakan pekerjaan saya sebagai staf, bukan untuk mengerjakan semua tanggung jawab Bapak, kecuali kalau saya boss-nya. Bagaimana?


Mungkin saya yang paling tangguh, karena sebelumnya tidak ada satupun karyawan yang se-tough saya, itu opini karyawan yang lain. Sayapun sebenarnya lama-lama muak dengan ini semua. Saya perfeksionis, dan egois. Saya akan melakukan apa yang menurut saya benar, tapi bukan berarti saya tidak bisa diatur. Tapi kenapa yah, i am so over you, hey boss. You're not my all. Lo cuma atasan gue, yang sejak dulu hingga sekarang nampaknya belum sepenuhnya memahami bagaimana cara memperlakukan dan menghargai pekerjaan staff dengan baik. Saya, sebagai manusia biasa, mengkomparasikan para atasan di divisi saya, dan damn! he's the worst. I am so sorry, but everyone knows it, trust me!



So, what should i do then to heal this stress? God damn it!

0 komentar:

Post a Comment

Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena