For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Thursday, April 05, 2012

Kisahnya, kisahku..

Selamat siang,

Selamat menikmati terik!

Aku masih tidak beranjak dari sini, dari kursiku. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 siang, karyawan lainnya sudah resah hilir-mudik, nampaknya mereka sudah tidak sabar menunggu libur panjang ini. Namun aku? Masih terpaku dengan diktat Hukum Bisnis ini, lengkap dengan KUHPER dan KUHD. Apa yang terjadi siang ini, adalah yang sering terjadi di siang-siang sebelumnya. Namun, kali ini, ada sesuatu yang agak mencuri pikiranku.Tentang teman-sahabat-senior-atau-apapunlah-itu-kalian-bebas-menyebutnya, yang akan menggelar perhelatan besar dalam waktu dekat. Ah, aku bahagia! Sangat bahagia. Palsukah aku? Mungkin beberapa akan bilang begitu. Tapi ini sungguh. Aku senang. :)

Mungkin cerita akan tetap menjadi cerita. Kebencianku dulu terhadapmu, kuasa yang kau punya, sedangkan aku hanyalah rakyat biasa kala itu. Egomu, membuatku kesal, namun tanpa kusadari aku semakin memperhatikan tingkahmu yang menyebalkan itu. Hingga akhirnya di suatu senja, kau mengucapkan kata maaf padaku untuk segala egomu. Hei, dari mana kau tahu kalau aku begitu kesal kepadamu? Semampu itukah pikiranmu membacanya?

Di penghujung tahun itu, ketika yang lain bersorak lega, kamu datang, dan hampir memelukku. Namun, lihat apa yang terjadi padaku? Sebegitu dinginnya aku tidak menyambut pelukanmu. Aku lalui kau dengan satu senyumanku. Tahu tidak, hatiku rasanya getir. Pertunjukan telah selesai, kuasamu hampir habis. Pertanyaannya, tamatkah cerita kita? Atau mungkin bersambung? Aku tidak tahu, kamu pun mungkin sama.

Yah, awal tahu berikutnya, intensitas pertemuan kita benar-benar habis tak bersisa. Ibarat gelas, dulu airnya penuh, sekarang kosong, hanya tinggal tetes-tetes terakhir. Bagus! Aku telah memulai pertempuran ini. Gejolak semakin berkuasa. Sampai tiba satu saat, aku melihat profilmu di buku muka. Kau, dan dia.

Tidak asing bagiku untuk mengenali wajahnya. Dia, yang dulu juga pernah menjadi kekasih sahabatmu. Bravo juga kelakuanmu, ya! Perlahan kutinggalkan jejak masa lalu. Melupakan bukanlah hal yang mudah, tapi aku bisa.

Sempat kau kembali ke dalam kehidupanku, di tengah tahun itu. Untuk apa sih?, gerutuku waktu itu. Tapi, ternyata setelah aku kembali dekat denganmu, pikiranku luntur. Indahnya pertemanan kita. Tapi, memang dasar kau pria! Pergi dan datang sesuka hati. Cuma sebentar kau disini, lalu kemudian kau pergi untuk waktu yang hampir lama, mencoba peruntungan di kota luar. Teruskanlah perjuanganmu, pria! Semoga berhasil kau!

Habislah sudah kisah kita episode dua kala itu. Namun ternyata, belum tamat. Telah datang episode tiga dalam hidup kita, kau dan aku, setahun yang lalu. Kau tidak lagi bersamanya. Memang, itu bukan berarti kau sendiri, kau bersamanya, yang lain. Rasaku habis padamu. Namun kau? Datang membawa rasa yang berbeda. Hai, pria, apa yang kau lakukan?

Aku disini, kamu disana. Tetap, tidak ada yang berubah. Kita tetap tinggal di kota yang berbeda. Lali, kamulah yang seringkali menjadi alasanku untuk singgah ke kotamu. Acapkali, kau juga menyambangiku di kotaku. Manis, kala itu. Kau bercerita tentang hidupmu, begitupun aku. Pernah sekali ketika aku menumpang di kamarmu, aku secara tak sengaja melihat laci lemarimu. Kutemukan sebuah buku catatan disana. Tampak dari luar, itu hanyalah sebuah buku biasa, tapi maafkan aku, hatiku tergugah membukanya. Ceritamu, dan dia, terekam disana. Buku itu pemberian darinya, untuk ulang tahunmu yang keberapa aku lupa. Nyata sekali, cintanya padamu. Untuk setiap gambar yang ada, kalian tampak serasi, sahabat! Lalu, apa dong yang membuat kalian mengakhiri kisah itu? Ah, tidaklah penting bagiku!

Tiba sebulan yang lalu, kamu bercerita panjang lebar atas niatmu. Juga atas rencanamu pulang ke rumah di pulau dewata. Kau menggelar acara lamaran, kamu mempersiapkan semuanya.

Ya, kau akan menikah.


Terkejut aku saat itu. Lebih lagi, kau menyebutkan tanggal baik itu. 14 April, ulang tahunku. Tepat sekali. Kau meminta pendapatku? Aku hanya bilang, "itu memang hari baik, karena itu hari ulang tahunku", sambil menyimpulkan sebuah senyuman.

"Doakan semuanya lancar, ya!", pintamu saat itu. Hai, pria! Tenanglah, semua akan berjalan baik-baik saja, aku selalu mendoakanmu..

Tinggal dua minggu lagi, semua masih dalam proses. Kau, saudaraku, tetap semangat ya menyiapkan semuanya. Tawaranmu padaku untuk menjadi pendamping (pengiring) mu, aku terima. Inilah saatnya, semua penantian telah usai.



Mengejar dirimu takkan ada habisnya | Membuat diriku menggila | Bila hati ini menjatuhkan pilihan | Apapun akan kulewati | Hari ini sayang sangat penting bagiku | Kau jawaban yang aku cari | Kisah hari ini kan ku bagi denganmu | Dengarlah sayang kali ini | Permintaanku padamu | Dan dengarlah sayangku | Aku mohon kau menikah denganku | Ya, hiduplah denganku | Berbagi kisah hidup berdua | Cincin ini sayang terukirkan namamu | Begitu juga di hatiku | Hujan warna-warni kata orang tak mungkin | Namun itu mungkin bagiku | Sebuah tanda cintaku


Live happily ever after ya, couple! ^_^



2007-2012  .... in memory

0 komentar:

Post a Comment

Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena