For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Friday, August 24, 2012

Apreasi terhadap karya anak negeri

Lo udah nonton Perahu Kertas, Re? Gue belum nonton, dan gak mau nonton. Abis, film Indonesia gak ada yang baguis drama semua!! Gak doyan gue film Indonesia!

Kenapa sih? Kenapa banyak orang yang terlalu underestimate sama film buatan Indonesia. Kenapa coba? Lo tinggal di Indonesia, tapi sedikitpun gak ada apreasiasi lo terhadap negara ini di bidang film. Gak cuma kali ini gue ketemu orang yang anti-film-indonesia. Alasannya? Ya, karena buatan Indonesia itu terlalu drama dan dibuat-buat. Kalau yang ada sekarang aja gak didukung, gimana perfilman Indonesia mau makin maju?

Beberapa kali gue ketemu sama orang-orang macam gini, gak mau nonton film Indonesia, apapun itu. Kalau film horor, slapstick, komedi-seks, dan semacamnya sih, gue akuin gue juga gak memberikan apresiasi lebih. Tapi, kalau film-film lain yang nyata-nyata nunjukin ke-Indonesia-an-nya kayak Naga Bonar, Merantau,  dan film-film lain yang berlatar geografis Indonesia yang keren banget itu, masa iya gak ditonton juga? Atau film-film yang bertemakan patriotisme, masa gak diminati juga? Toh, kualitas film-film tersebut diatas gak sejelek itu kok. Yang gitu-gitu, gara-gara persepsi mereka yang sebelah mata terhadap karya anak Indonesia ini, yang bikin mereka kehilangan kesempatan untuk menikmati karya-karya yang berkualitas.

Coba kalau film-film luar negeri, belum tayangpun, mereka sudah memuja-muja. Saya akui, beberapa film mancanegara memang produksinya patut diacungi jempol. Tapi, bukan lantas saya menutup mata terhadap film-film lokal. Saya ini penikmat film. Bagi saya, film itu tujuannya hiburan dan refleksi hidup, sehingga saya terbuka dengan segala jenis film, tentunya yang masih menjunjung moral dan mendidik ya. Kalau produksi mancanegara selalu kita elu-elukan, kita dukung sedemikian rupa dengan berbondong-bondong antri tiketnya di bioskop, makin majulah mereka. Lah, kalau film lokal? Gimana mau maju, kalau orang yang meng-apresiasi-nya juga cuma bisa dihitung pake jari?

Memang sih, dewasa ini, makin marak film-film lokal yang anonoh. Pamer tubuh sana-sini, terlalu mengekspos setan-setan yang sesungguhnya juga kita gak tahu keberada(nyata)annya. Ngapain coba bikin yang kayak gitu? Coba bayangin, gimana kalau anak-anak mereka-si-tim-produksi-film nonton? Anak-anak belia jaman sekarang kan gampang banget terpengaruh. Jangankan anak remaja, yang udah tua aja, yang notabene-nya udah tahu mana yang baik dan yang buruk, tetep aja tuh gak bisa nge-filter perilaku. Buktinya, lihat, gak sedikit kan yang diberitakan di media massa tentang kakek/bapak/ibu/paman yang ngeseks sama cucu/anak/ponakan-nya. Yang begini ini, emang gak perlu di apresiasi.

Di bawah ini adalah 10 film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak di 2011, diambil dari sini.

  1. Surat Kecil Untuk Tuhan (748.842)
  2. Arwah Goyang Karawang (727.540)
  3. Get Married 3 (563.942)
  4. Tanda Tanya (552.612)
  5. Di Bawah Lindungan Ka’bah (520.267)
  6. Purple Love (503.133)
  7. Tendangan dari Langit (491.077)
  8. Catatan Harian Si Boy (450.000)
  9. Kuntilanak Kesurupan (446.718)
  10. Ada Apa dengan Pocong (417.380)

Kalau bukan kita yang ngedukung karya-karya anak negeri, terus siapa lagi yang mau diharapkan? 

1 comment:

  1. orang2 yg ga menghargai karya anak bangsa yg berkualitas, katain aja ve, "alay lu! norak!"

    terus lo tampar, terus lo kabur deh biar ga dibales. hehehe *lelebay

    ReplyDelete

Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena