For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Friday, May 31, 2013

Finally. I found, EC. I trully found it!
Read More

Thursday, May 30, 2013

Syit. Why all come in the same time?


Syit
Read More

Tuesday, May 21, 2013

PHS (Post Holiday Syndrome)

Saya pikir-pikir, traveling itu paling menyenangkan adalah justru pada saat sebelum berangkat. Rasanya asik banget gitu merencanakan ini itu, mulai dari mau ke mana, menginap di mana, beli tiket, urus visa, dll. Browsing pun makin seru, mulai dari baca tips di forum, baca situs pariwisata, lihat gambar hostel, dsb. Makin mendekati Hari-H makin semangat, sampe-sampe semalam sebelumnya saya nggak bisa tidur! Kenapa bukan pas traveling? Yah, pas jalan-jalan sih enak juga, tapi tidak se-excited sebelum berangkat. Capek adalah faktor yang terutama sih. Apalagi kalau ke suatu tempat yang luas dan sulit berkomunikasi karena kendala bahasa, rasanya jadi capek fisik dan mental.
Tapi biar bagaimanapun juga, paling parah adalah sehabis pulang liburan. Apalagi kalau liburannya lebih dari dua minggu. Rasanya tambah males kerja. Beberapa hari sebelum liburan berakhir, udah mulai mikir, “Anjrit, masuk kantor lagi deh!”. Dalam perjalan pulang, tambah males mikirin si bos yang bakal ngasih seabrek-abrek kerjaan yang udah ditinggalin, bayangin meeting ini program itu, bayangin kolega yang biang gosip,  bayangin macetnya jalan ke kantor, dll dsb. Dan puncaknya adalah pagi hari di saat hari pertama kembali ke kantor. Ya ampyun, mau bangun aja maleessss banget!
Post-holiday syndrome adalah sindrom yang terjadi setelah liburan berupa perasaan tidak nyaman karena sulit beradaptasi kembali terhadap pekerjaan atau rutinitas. Hal itu wajar aja sih dan bukanlah suatu penyakit. Biasanya cuma terjadi maksimum seminggu pertama. Karena kita udah terbiasa relaks selama liburan sehingga kembali ke tantangan bekerja membuat sistem tubuh kita jadi mengalami shock. Kedengerannya serem, tapi itulah yang terjadi. Ciri-ciri fisiknya: capek, pegel, pusing, rasa ngantuk yang amat sangat, napsu makan berkurang, dan susah konsentrasi. Ciri-ciri mentalnya: jadi cuek, bego, sedih (karena ninggalin so much fun), dan rasa cemas (anjrit, duit gue abis! Kudu kerja rodi lagi deh!). Secara hati dan pikiran masih di tempat liburan, tapi badan terperangkap di kantor!
Tidak semua orang kena sindrom ini. Setiap orang pun efeknya berbeda. Saya pribadi sih selain ciri-ciri di atas, punya tambahan ciri tersendiri, yaitu jadi pelupa. Mulai dari terlambat ngantor karena ketinggalan ini itu di rumah. Sampai di kantor, lupa password komputer, email, telepon. Begitu mau ambil duit, lupa PIN ATM! Arrgh! Terus saya juga lupa dengan tanggal, hari, jam – padahal harus bikin janji meeting lagi. Parahnya, lupa pula nama-nama orang yang harus dihubungi sehingga nyari di email pun susah payah. Mau telepon orang dengan cara melihat contacts di hape pun lupa. Si itu namanya siapa, perusahaannya apa ya? Haduh!

Makanya, sebaiknya kembali 1-2 hari sebelum masuk kantor. Maksudnya untuk ‘balas dendam’ dengan tidur yang banyak dan makan makanan rumah yang enak. Karena tubuh kita perlu adaptasi. Apalagi pergi ke tempat yang berbeda zona waktu sehingga mengalami jet lag. Kalau masih suka pulang mepet, 2 hari terakhir di tempat liburan dibikin slow. Aktivitas yang bikin capek dikurangi, isinya cuman leyeh-leyeh doang.

Next, sebelum pergi liburan, buatlah daftar pekerjaan yang harus di-follow up beserta kontaknya. Dengan demikian, begitu masuk kantor lagi tidak terlalu ribet untuk memulainya.

Then, ubah mindset. Relakan kenikmatan liburan berlalu. Mulai lah fokus pada pekerjaan dengan menanamkan di kepala “harus giat bekerja supaya bisa jalan-jalan lagi”.

Beberes. Kita akan tambah bete kalo di sekeliling kita berantakan. File-file di meja bertumpuk, baju-baju belum dicuci, billing yang belum dibayar. Makanya buruan beberes. Kalau perlu, rubah dekorasi meja kantor atau pindahkan furnitur di kamar.

Kalau masih gak ampuh juga, ganti kerjaan aja kali ye? Eits, jangan dianggap enteng. Kalau kita rasanya udah males banget sama kerjaan sekarang, pikirin bener-bener deh. Apakah saya happy dengan kerjaan ini? Apakah sesuai dengan minat dan bakat kita? Apakah bayarannya sesuai? Kalau jawabannya tidak, segera putar otak untuk cari kerjaan baru.

Kalau saya sih caranya gampang, rencanain aja lagi next holiday trip. Nah, mood jadi bahagia lagi deh! Kamu gimana?
Read More

Friday, May 17, 2013

Travelling teaches us lot!

"Hey, Mister. How are you? Can we take picture?"

Yeah, that's a common thing you find from Jakartans when they meet foreigners. Some do that, some not. When I'm with my friends at Kota Tua last night (I use last night because the date has already changed, though it happened just few hours ago hehe), so many people calling at him, asking him for something, and bla bla bla.

"Why do they call me 'mister'? Also in Bali, they used to call me 'boss'? They're not working for me, but they call me their boss", once my friend asked me. A funny question. Hahaha.

Ya, this is Indonesia, where people are mostly nice, especially for foreigners. Some of them still taking a look at them, smiling at them. Most of Indonesian are easy-smiling, most of my bule-friends says so. They speaks English better than Thailand, Vietnam, and Cambodia do.

I have just already met my friend few hours ago. He is Canadian, named Maxime Brunelle, who is having round-the-world trip for almost 5 months. Once he's at Vietnam, he find it hard talking to locals. They are not used to speak English well, and also easy to get angry. It also happened in Thailand.

Well, for me, I find it as essence of travelling itself. Travelling teaches us how to deal with people, how to interact with the new one. The way we adapt oursleves among the new situation strengthen us during travelling. The inconviniences things we have during trip sometimes cannot lessen the great moments we feel. 

Travelling allows us to freely analize the trend of the country we visit. Sometimes these are lessons that you can't find from any text books. I do believe this : Sometimes it's not about the destination. It is about how we face the time amazingly.

Every traveller has their own way. When travelling, some of them prefer staying at the hostel, while others choose to doing something challenging outside the room, like bungee jumping or etc. Some are looking for culinary, others going to museums. Feel free of doing everything. Yes, that's the key of travelling, being independent.
Read More
Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena