For what i feel, what i see, what i hear, what i dream of, what i used to be, what i would be. Here i am. Just take a deep breath, then read!

Sunday, April 29, 2012

Satu Kata

K E C E W A !!!
Read More

Tuesday, April 24, 2012

It's me. Also you!

Adalah gue yang menilai hidup ini semudah itu
Adalah gue yang membayangkan hidup ini adalah kaya main domino
Adalah gue yang mengagumi semua yang ada di di alam ini
Adalah gue yang gak pernah mengerti kenapa di setiap pertanyaan butuh jawaban
Adalah gue yang gak pernah tahu kenapa Tuhan menciptakan manusia ini dengan berbagai karakter
Adalah gue yang gak pernah berharap ada yang lain yang akan dipertemukan Tuhan buat gue
karena satu-satunya yang gue tahu..
Adalah gue yang lari dari kenyataan

Adalah elo yang selalu bilang hidup gak semudah itu
Adalah elo yang selalu membayangkan hidup ini akan seru kalo kita selalu tertawa
Adalah elo yang mengagumi semua yang di alam ini seperti apa yang gue lakukan










PS : ini postingan udah lama banget di 2011 awal, ketika seseorang bercerita ke gue. Tapi, ternyata baru kesimpen di draft. Sekarang gue posting, tapi nampaknya tuh orang udah baik-baik aja sekarang. Yengga, coy? :))
Read More

Thursday, April 19, 2012

Ulang Tahun Dimas Fadli

Tanggal 25 Maret kemarin, dapet undangan makan-makan dari anak-anak terompet 1 MBUI 2011-2012. Si Dimas, SL Terompet 1 itu ulang tahun hari Jumat sebelumnya (23 Maret -red). Nah, gue diundang untuk ikutan makan-makan. Jadi, ceritanya yang diajak makan-makan ini adalah anak-anak terompet satu proyek ini (Nusantara -red) sama terompet satu proyek Siluet '56, dimana gue termasuk di dalamnya.
Oke, sebelumnya gue sebutin dulu deh siapa-siapa aja yang main di dua proyek ini. Di Siluet '56 ada gue, Taufiq (harus pake 'q', gak boleh pake 'k', kalo enggak, entar dia bisa ngomel-ngomel), Aya, Rama, Dimas, Icha. Yap, kita berenam. Terpisah di akhir 2010, tapi ketemu lagi di Parade Senja dan NAC.

dari kiri : Rama, Dimas, Icha, Gue, Aya, Taufiq. (Siluet '56)


Nah, jadilah Minggu malam itu kami habiskan di Pizza Hut Margo City Depok, setelah sebelumnya mereka latihan seharian di Lapangan Hoki, minus Aya dan Taufiq. Karena Taufiq nyusul pas kita karokean. Emang yah anak MB, gak ada matinya. Tahan gebuk. Semoga selalu begitu ya..

dari kiri : Shela, Gue, Rama, Reina, DImas, Adhit, Kaulm Icha


Happy birthday, Dimaaas... :)

Sukses jadi SL, sukses di kuliah, sukses di cinta-cintaan, sukses di keluarga... :*


Dimas and I.. :)
Read More

Wednesday, April 18, 2012

Si Ello Seperti Dulu

Look at this!




Mukanya nyongor banget pas nyanyiin lagu 'Seperti Dulu' dari album Taub Mumu-nya dia. Ih ih ih..


:))


Hampir gila saya dibuatnya..
Read More

Tuesday, April 17, 2012

Dibalik video si Glenn

Jadi barusan gue abis liat video..

Videonya Glenn..

Dari dua minggu yang lalu, gue udah pengen liat video itu, baru kesampaian sekarang

Scene per scene gue amati, liriknya gue resapi, dan gue cuma bisa ketawa-ketawa ngeliatnya. Ya, ketawa-ketawa menololi diri gue, karena dua hal. Pertama, karena si Glenn itu sendiri. Cuih banget emang, tapi ya mau gimana, Glenn itu mirip banget banget sama Ken. Siapa Ken? Mantan gue. Altough i'm so over with him, tapi gue juga gak tau kenapa tetep aja kalo ngeliat mukanya Glenn itu ya kayak ngeliat Ken. Dua-duanya pernah berdiri dihadapan gue, kayak cermin dibelah dua. Mana gaya-gayanya sama pula. Alasan yang kedua, karena isi video itu. Cerita video itu sama persis sama what i have done lately. Nah, gue cuma bisa senyum dan ketawa ngeliatnya.

Sekali.

Dua kali.

Ketiga kalinya, i admit it that i'm not as strong as i think

Ya, you guys might know what i am doing now..





Perpisahan kali ini untukku, akan menjadi kisah sedih yang tak berujung
Read More

Donde estas?

Disfrazando con un beso este vacío que se siente
Ocultando en el silencio otra mañana indiferente
Cada uno caminando en sentido contrario al corazón
Te extraño, amor

Que se moría por una mirada. Que entre tus brazos solo suspiraba
Que le bastaba como una caricia, para curarlo de cualquier herida

Que nos faltaba para enamorarnos, convencidos en nos separarnos
Tú y yo jurabamos y nos creía. Que tanto amor hasta nos sobraría
En dónde estás? En dónde estoy? Si te queria

Y es que tengo miedo de perderte en un instante
Que ya no tenga regreso y sea demasiado tarde
 

Ku pejamkan mataku dan ku rasakan saat itu
Masih teringat rasa yang kita punya sejak dulu
Namun ini langkahmu dan ini maumu untuk kamu jauh dariku

And the time just passes by and there’s no more words to say
We forgot to love each other, this is all we ever have
Where did you go if i still love you
Where did you go, where i have, and where am i?
If i still love you
Read More

Friday, April 13, 2012

Jenuh? Mungkin

14 April 2012

Sehari lagi, umur gue bertambah. Bertambah? Bukannya berkurang? Enggak. Bertambah. Karena umur itu kan berkat Tuhan, masa iya berkurang. Berkat Tuhan gak pernah kurang, selalu nambah, ya kan? :)

Yak. Makin tua lah gue besok. Di kosan sendirian, belakangan ini, gue semakin banyak merenung. Semakin banyak ngaca sama diri sendiri. Semakin banyak mikir, udah kaya apa sih lu Re sekarang? Banyak banget list kekurangan gue. Sementara umur nambah, harusnya otak dan hidup juga makin berkualitas. Iya doong. Nah, gue pengen banget itu terjadi tanpa hambatan. Tapi, nyatanya, life is not as sweet as that without pain. Peernya sekarang adalah gimana caranya face it all and success at the end.

Belakangan, gue merasa flat. Stugnant. Eh, ternyata sekitaran juga begitu. Misal, rangers. Gue merasa they are now in their lowest point. Stuck. Bosan. Apalagi? Muak? Hampir kayaknya. Ya, whatsoever. They're them. Gue hampir begitu juga. Hampir. Banyak yang harus jadi bahan perhatian, pikiran gue bercabang. Gue yakin mereka juga begitu. Itulah yang mungkin buat mereka jenuh.
Read More

Thursday, April 05, 2012

Kisahnya, kisahku..

Selamat siang,

Selamat menikmati terik!

Aku masih tidak beranjak dari sini, dari kursiku. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 siang, karyawan lainnya sudah resah hilir-mudik, nampaknya mereka sudah tidak sabar menunggu libur panjang ini. Namun aku? Masih terpaku dengan diktat Hukum Bisnis ini, lengkap dengan KUHPER dan KUHD. Apa yang terjadi siang ini, adalah yang sering terjadi di siang-siang sebelumnya. Namun, kali ini, ada sesuatu yang agak mencuri pikiranku.Tentang teman-sahabat-senior-atau-apapunlah-itu-kalian-bebas-menyebutnya, yang akan menggelar perhelatan besar dalam waktu dekat. Ah, aku bahagia! Sangat bahagia. Palsukah aku? Mungkin beberapa akan bilang begitu. Tapi ini sungguh. Aku senang. :)

Mungkin cerita akan tetap menjadi cerita. Kebencianku dulu terhadapmu, kuasa yang kau punya, sedangkan aku hanyalah rakyat biasa kala itu. Egomu, membuatku kesal, namun tanpa kusadari aku semakin memperhatikan tingkahmu yang menyebalkan itu. Hingga akhirnya di suatu senja, kau mengucapkan kata maaf padaku untuk segala egomu. Hei, dari mana kau tahu kalau aku begitu kesal kepadamu? Semampu itukah pikiranmu membacanya?

Di penghujung tahun itu, ketika yang lain bersorak lega, kamu datang, dan hampir memelukku. Namun, lihat apa yang terjadi padaku? Sebegitu dinginnya aku tidak menyambut pelukanmu. Aku lalui kau dengan satu senyumanku. Tahu tidak, hatiku rasanya getir. Pertunjukan telah selesai, kuasamu hampir habis. Pertanyaannya, tamatkah cerita kita? Atau mungkin bersambung? Aku tidak tahu, kamu pun mungkin sama.

Yah, awal tahu berikutnya, intensitas pertemuan kita benar-benar habis tak bersisa. Ibarat gelas, dulu airnya penuh, sekarang kosong, hanya tinggal tetes-tetes terakhir. Bagus! Aku telah memulai pertempuran ini. Gejolak semakin berkuasa. Sampai tiba satu saat, aku melihat profilmu di buku muka. Kau, dan dia.

Tidak asing bagiku untuk mengenali wajahnya. Dia, yang dulu juga pernah menjadi kekasih sahabatmu. Bravo juga kelakuanmu, ya! Perlahan kutinggalkan jejak masa lalu. Melupakan bukanlah hal yang mudah, tapi aku bisa.

Sempat kau kembali ke dalam kehidupanku, di tengah tahun itu. Untuk apa sih?, gerutuku waktu itu. Tapi, ternyata setelah aku kembali dekat denganmu, pikiranku luntur. Indahnya pertemanan kita. Tapi, memang dasar kau pria! Pergi dan datang sesuka hati. Cuma sebentar kau disini, lalu kemudian kau pergi untuk waktu yang hampir lama, mencoba peruntungan di kota luar. Teruskanlah perjuanganmu, pria! Semoga berhasil kau!

Habislah sudah kisah kita episode dua kala itu. Namun ternyata, belum tamat. Telah datang episode tiga dalam hidup kita, kau dan aku, setahun yang lalu. Kau tidak lagi bersamanya. Memang, itu bukan berarti kau sendiri, kau bersamanya, yang lain. Rasaku habis padamu. Namun kau? Datang membawa rasa yang berbeda. Hai, pria, apa yang kau lakukan?

Aku disini, kamu disana. Tetap, tidak ada yang berubah. Kita tetap tinggal di kota yang berbeda. Lali, kamulah yang seringkali menjadi alasanku untuk singgah ke kotamu. Acapkali, kau juga menyambangiku di kotaku. Manis, kala itu. Kau bercerita tentang hidupmu, begitupun aku. Pernah sekali ketika aku menumpang di kamarmu, aku secara tak sengaja melihat laci lemarimu. Kutemukan sebuah buku catatan disana. Tampak dari luar, itu hanyalah sebuah buku biasa, tapi maafkan aku, hatiku tergugah membukanya. Ceritamu, dan dia, terekam disana. Buku itu pemberian darinya, untuk ulang tahunmu yang keberapa aku lupa. Nyata sekali, cintanya padamu. Untuk setiap gambar yang ada, kalian tampak serasi, sahabat! Lalu, apa dong yang membuat kalian mengakhiri kisah itu? Ah, tidaklah penting bagiku!

Tiba sebulan yang lalu, kamu bercerita panjang lebar atas niatmu. Juga atas rencanamu pulang ke rumah di pulau dewata. Kau menggelar acara lamaran, kamu mempersiapkan semuanya.

Ya, kau akan menikah.


Terkejut aku saat itu. Lebih lagi, kau menyebutkan tanggal baik itu. 14 April, ulang tahunku. Tepat sekali. Kau meminta pendapatku? Aku hanya bilang, "itu memang hari baik, karena itu hari ulang tahunku", sambil menyimpulkan sebuah senyuman.

"Doakan semuanya lancar, ya!", pintamu saat itu. Hai, pria! Tenanglah, semua akan berjalan baik-baik saja, aku selalu mendoakanmu..

Tinggal dua minggu lagi, semua masih dalam proses. Kau, saudaraku, tetap semangat ya menyiapkan semuanya. Tawaranmu padaku untuk menjadi pendamping (pengiring) mu, aku terima. Inilah saatnya, semua penantian telah usai.


Read More

Tuesday, April 03, 2012

Hello, stranger!

Dari mulai sebulan sebelumnya, lo udah ngasih tau gue kalo elo akan pulang ke Jakarta. Dari sebulan sebelumnya, kita makin intens berkomunikasi setelah sempat diam beberapa waktu. Dari sebulan sebelumnya, lo selalu bercerita tentang hari-hari lo, apa yang lo alami, kerjaan lo, kesepian lo tinggal dikota orang. Dari sebulan sebelumnya juga, gue mulai menerima kehadiran orang orang baru di hari-hari gue, yang bisa gue curhatin (meskipun seringkali gue memulai percakapan dengan kata 'ih-gue-sebel', dan akhirnya malah bikin lo sebel sendiri). Dari sebulan sebelumnya juga, gue udah sadar kalo seringkali percakapan kita terputus ketika waktu sudah menunjukkan hampir jam setengah sepuluh malam, soalnya lo udah tidur, karena lo harus kembali kerja di jam tujuh esok paginya. Sedangkan gue? Jam segitu gue baru aja selesai kuliah, baru mau balik ke kosan, baru mau cari makan, belum mandi, belum ngapa-ngapain, boro-boro bisa selimutan. Hahahaha. Itu perbedaannya.

Kita pertama kali ketemu kapan sih? Flashing back ke 2011, bulan November. Waktu itu gue baru aja ngalamin operasi kaki, hahaha. Eh, ketemu lo secara nggak sengaja di suatu penampilan MB. Hahahaha. Waktu pertama kali kenalannya sih gak aneh, kesini-sininya makin aneh. Itu pertemuan pertama kita, dan akhirnya kita bisa sedeket ini sekarang, cecurhatan (elo sih yang lebih sering ;p).

Sampe minggu kemarin, lo ngabarin gue kalo elo udah di pesawat menuju Jakarta. Bahkan, ngapain coba lo ngabarin gue. Agak iyuh sih ini sebenernya, macam pacar aja lo report terus ke gue. Ha, okelah! Terus, lo ngabarin lo udah nyampe sini tengah malam. Sesuai dengan janji, kita akan meeting-up hari Kamis kemarin. Tadaaa~ hujan! Batal!
Jumatnya pun gak bisa, karena lo harus ngumpul-ngumpul bareng peers lo. Sabtu? Lo ada acara keluarga, terlebih lagi keluarga abang lo yang besoknya akan move to Kuwait for several years. Tapi, malemnya lo bilang lo lagi ketemu orang di Margo, dan menyuruh gue kesana. Ziiinncc! Gue lagi piket MB, cuy. Fyuuuh~ kalo diusahain sebenernya bisa sih gue ke Margo, tapi kok gue males yah. Ekekeke. Tetibaan, hari Minggu kemarin lo ngajak ketemuan, lo bilang lo akan pulang Senin pagi. Lah? Katanya lo pulang tanggal 2?, kata gue di BBM waktu itu. Besok tanggal 2, neeeng. Oh iya! Zzzz.

Akhir kata, gagal lah pertemuan kita kali ini. Lo cuma bilang gini waktu mau balik, sampai ketemu sebulanan (atau mungkin tiga-bulanan) lagi ya, Vel. Pokoknya kita harus ketemu! Eh, minggu depan gue mau ke Bali, ikut yuk! Nanti gue kirimin tiketnya ke elo, kita ketemu disana.

Gaaaaak mungkiiiiinn, gembel! Mau sih gue. (˘_˘")
Ngomong-ngomong, kok gue jadi males ya ketemu sama lo? Kayaknya lebih enak begini deh, soalnya kalo udah ketemu, mungkin feel nya udah beda. Gak tau juga sih. Ya sudahlah..



Take care yooo! Kerja yang bener, biar bisa beli rumah. ┐('⌣'┐) (┌'⌣')┌ -(‾▿‾)/ -(‾▿‾)/ ~(‾⌣‾~)
Read More
Written by tvelofas. Powered by Blogger.

© Je Suis Moi ♥♥, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena